loading...
Pangeran Arab Saudi, Turki bin Faisal Al-Saud, mantan kepala intelijen dan mantan duta besar Saudi untuk AS. Foto/Artur Widak/Anadolu Agency
RIYADH - Mantan kepala intelijen Saudi, Pangeran Turki Al-Faisal, mengatakan kerajaan tidak dapat menormalisasi hubungan dengan penjahat perang yang terobsesi dengan pembunuhan massal. Pernyataan itu merujuk pada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang telah membunuh lebih dari 61.700 warga Palestina di Gaza.
Dalam wawancara dengan CNN, ia ditanya tentang normalisasi hubungan dengan Israel. Ia menjawab, "Bagaimana mungkin ada yang mengharapkan Arab Saudi untuk menormalisasi hubungan dengan penjahat atau maniak genosida seperti itu?"
Pangeran Turki menambahkan, "Tidak mungkin Arab Saudi akan menormalisasi hubungan dengan Israel dalam kondisi saat ini," seraya menambahkan, "Kerajaanlah yang mengajukan Inisiatif Perdamaian Arab. Ini sudah ada di atas meja."
Ia mengutip upaya-upaya Arab Saudi di masa lalu untuk mencapai perdamaian di kawasan tersebut, menambahkan normalisasi tidak dapat dilakukan sebelum perdamaian.
"Ada sejarah panjang upaya Saudi untuk perdamaian. Normalisasi tidak akan dilakukan sebelum itu. Inisiatif Perdamaian Arab didasarkan pada resolusi-resolusi rutin Dewan Keamanan PBB. Hukum internasional seharusnya berpegang teguh pada isu-isu ini – bukan sekadar mengabaikan dan menawarkan harga di sini untuk seorang psikopat pembunuh seperti Tuan Netanyahu," tegas dia.