loading...
PLN tengah mengembangkan infrastruktur gas, diantaranya koneksi pipa West Natuna–Pulau Pemping dan pembangunan Onshore maupun Floating Storage Regasification Unit (FSRU). FOTO/dok.SindoNews
JAKARTA - PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menegaskan bahwa gas bumi tetap menjadi komponen kunci dalam mendukung transisi energi nasional menuju target Net Zero Emission (NZE). Direktur Utama PLN EPI, Rakhmad Dewanto, menyatakan bahwa gas tidak hanya berperan sebagai sumber energi transisi, tetapi juga sebagai tulang punggung keandalan sistem kelistrikan nasional untuk melengkapi pengembangan renewable energi.
“Gas bukan hanya sumber energi transisi, tetapi juga penyeimbang yang fleksibel sebagai load follower dan peaker di tengah pengembangan besar-besaran energi baru terbarukan (EBT). Perannya sangat krusial untuk memastikan sistem kelistrikan tetap stabil,” ujar Rakhmad dalam keterangannya, Selasa (16/9/2025).
Baca Juga: Ini Satu-satunya Presiden di Dunia yang Gratiskan Gas dan Listrik untuk Rakyatnya
Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, PLN memproyeksikan peningkatan kebutuhan listrik nasional dari 306 terawatt-hour (TWh) pada 2024 menjadi 511 TWh pada 2034. Lonjakan ini dipicu pertumbuhan signifikan terutama dari pusat data (data center), kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) dan peningkatan penggunaan alat elektronik terutama AC.
“Kami mengantisipasi adanya lonjakan konsumsi listrik dalam sepuluh tahun mendatang, terutama dari pelanggan eksisting, pusat data, hilirisasi tambang dan kelapa sawit, pertumbuhan kendaraan listrik, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), serta sektor maritim dan pariwisata. Untuk itu, PLN EPI harus siap memastikan ketersediaan pasokan energi yang cukup dan andal,” jelasnya.