Gas Tetap Jadi Pilar Transisi Energi, Tantangan Pasokan dan Infrastruktur Masih Besar

6 days ago 19

loading...

Pengembangan berbagai proyek gasifikasi pembangkit diantaranya Klaster Nias yang ditargetkan beroperasi pada Desember 2025. FOTO/dok.SindoNews

JAKARTA - Direktur Gas dan BBM PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) Erma Melina Sarahwati menegaskan bahwa gas bumi tetap menjadi pilar utama dalam transisi energi nasional. Meski ekosistem gas Indonesia terus berkembang, dua tantangan fundamental masih dihadapi, yakni kepastian pasokan dan kesiapan infrastruktur untuk menyalurkan gas dari sumber menuju pembangkit. Hal tersebut disampaikannya dalam "Breakout Room Forum Natural Gas Ecosystem" yang menngangkat topik Progress of Natural Gas Infrastructure and Supply Availability, bagian dari gelaran Electricity Connect 2025 oleh Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) pekan lalu.

Menurut Erma, gas bumi memegang peran strategis sebagai bridging fuel dalam upaya mencapai target emisi nol bersih. "Dibandingkan batu bara dan BBM, gas merupakan energi fosil paling bersih sehingga tetap dibutuhkan sebagai penyangga fleksibilitas sistem ketenagalistrikan," tuturnya.

Erma merujuk pada RUPTL 2025–2034, yang menetapkan tambahan pembangkit 69,5 GW hingga 2034, dengan lebih dari 75 persen berbasis energi terbarukan. Namun demikian, gas tetap disiapkan sebesar 10,3 GW sebagai pengaman sistem, mengingat sifat intermiten energi surya dan angin, sementara pengembangan pembangkit geothermal dan hidro memerlukan waktu.

Baca Juga: Gas Jadi Pilar Transisi Energi dan Keandalan Listrik Nasional

Read Entire Article
Prestasi | | | |