loading...
Hamas menegaskan rakyat Palestina masih bersatu. Foto/X/QudsNen
GAZA - Kelompok pejuang Palestina Hamas mengatakan pembebasan enam tawanan menegaskan kembali komitmennya terhadap perjanjian gencatan senjata. Hamas menuduh Israel menunda pelaksanaannya.
"Penyerahan ini terjadi di tengah suasana nasional yang megah, yang mencerminkan persatuan rakyat dan faksi-faksi kami, sementara pendudukan mengalami keadaan terpecah-pecah dan saling tuduh," kata pernyataan Hamas, dilansir Al Jazeera,
Hamas menambahkan: "Kehadiran publik yang besar selama penyerahan enam tawanan musuh hari ini membawa pesan baru kepada musuh dan para pendukungnya: Kohesi antara rakyat kami dan perlawanan mereka berakar dalam dan kokoh."
Hamas juga menegaskan kembali "kesiapannya untuk beralih ke tahap kedua perjanjian dan kesediaan untuk menyelesaikan proses pertukaran yang komprehensif, yang akan mencapai gencatan senjata permanen dan penarikan penuh pendudukan".
Baca Juga: Rusia Tetap Jadi Pemenang, Ukraina Kalah Memalukan
Kemudian, Hamas juga menyebut klaim Israel sebagai "kebohongan belaka" setelah militer Israel menuduh bahwa anak-anak Israel yang ditawan, Ariel dan Kfir Bibas, dibunuh oleh para penculik mereka.
"[Klaim tersebut] merupakan upaya putus asa untuk menghindari tanggung jawab tentara kriminalnya atas pembunuhan keluarga tersebut," kata pernyataan Hamas.
Hamas mengatakan bahwa keluarga Bibas terbunuh sebagai akibat dari "genosida, pemboman brutal, penghancuran luas bangunan dan lingkungan sekitar, dan penghalangan perjanjian gencatan senjata oleh penjahat perang Netanyahu".
Hamas mengembalikan jenazah kedua anak dan ibu mereka ke Israel pada hari Kamis dan Jumat.
Kelompok tersebut mengklaim bahwa ibu dan anak-anaknya terbunuh dalam pemboman Israel terhadap bangunan tempat mereka ditahan di Gaza.
(ahm)