loading...
Potensi wisatawan Muslim terus berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir di berbagai belahan dunia. Foto/Annastasya.
JAKARTA - Potensi wisatawan Muslim terus berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir di berbagai belahan dunia. Tren ini mendorong sejumlah negara meningkatkan indikator dan fasilitas pariwisata yang sesuai dengan kebutuhan pasar Muslim traveler.
Di kawasan Asia, banyak negara kini berlomba memperkuat standar wisata ramah Muslim. Tidak hanya negara anggota Organisation of Islamic Cooperation (OIC), tetapi juga negara non-OIC seperti Jepang, Hong Kong, Thailand, Taiwan, dan Korea Selatan. Mereka gencar mempromosikan destinasi wisata hingga kuliner autentik halal untuk menarik wisatawan Muslim.
Baca juga: Gelar Travel Fair di Jakarta, Ini 7 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi 2026
“Negara non-OIC seperti Hong Kong, Thailand, Korea, Taiwan, dan sebagainya, mereka berlomba-lomba menyediakan fasilitas ramah Muslim. Global Muslim Travel Index mereka bahkan tidak rendah, hampir menyamai negara-negara OIC,” ujar Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) ASTINDO, Pauline Suharno, dalam Muslim Travel Fair 2025 di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (21/11/2025).
Pauline menjelaskan bahwa pada 2023, Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di ASEAN memiliki andil besar dalam 70 juta perjalanan wisatawan Muslim di kawasan tersebut. Total pengeluaran Muslim traveler di ASEAN pada 2023 mencapai USD 220 miliar dan diproyeksikan meningkat menjadi USD 274 miliar pada 2026.















































