loading...
Kapal induk Angkatan Laut AS, USS Gerald R Ford, dan kelompok tempurnya telah tiba di Laut Karibia. Kehadirannya memicu perasaan campur aduk warga Venezuela. Foto/US Stratcom
CARACAS - Perasaan para warga Venezuela campur aduk beragam emosi pada Rabu, sehari setelah kelompok tempur kapal induk tercanggih Amerika Serikat (AS) tiba di Laut Karibia. Kehadirannya semakin memperparah ketegangan antara kedua negara.
Angkatan Laut AS mengatakan Kelompok Tempur Kapal Induk USS Gerald R Ford akan mendukung kapal perang lain yang telah melakukan serangan mematikan terhadap kapal-kapal yang diduga sebagai penyelundup narkoba di Laut Karibia selama dua bulan terakhir.
Meskipun Washington bersikeras bahwa pengerahan aset-aset tempur tersebut bertujuan untuk menghentikan aliran narkotika ke Amerika Serikat, Caracas yakin AS sebenarnya berusaha memaksakan perubahan rezim di Venezuela.
Baca Juga: Memanas, Kapal Induk USS Gerald Ford Tiba di Laut Karibia untuk Perangi Narkoba
Beberapa pejabat AS juga secara pribadi telah mengakui bahwa strategi Washington bertujuan untuk menggulingkan Presiden Venezuela Nicolás Maduro.
Sentimen tersebut juga diamini oleh beberapa warga Venezuela di distrik perkantoran El Rosal, Caracas, yang mengatakan bahwa AS seharusnya tidak ikut campur dalam urusan negara lain.
“Amerika Serikat tidak seharusnya ikut campur dengan cara seperti itu. Saya pikir itu sebuah penyalahgunaan,” kata Noemí Lozada, seorang ibu rumah tangga di Venezuela, seperti dikutip CNN, Kamis (13/11/2025).
José Román, seorang salesman, mengatakan bahwa meskipun dia merasa ada ancaman yang akan segera terjadi, orang-orang bertindak seolah-olah tidak ada yang terjadi.
“Kami bukanlah negara yang suka berperang. Saya rasa kami tidak pernah menjadi negara yang suka berperang, dan saya rasa tidak ada seorang pun di sini yang siap untuk ini, dan mereka juga tidak akan pernah siap," ujarnya.
















































