loading...
Luasnya kekuasaan Kerajaan Sriwijaya hingga semenanjung Melayu membuat kerajaan tersebut menjadi poros perdagangan internasional. Foto/SindoNews
SEMARANG - Kerajaan Sriwijaya dikisahkan pertama dari sebuah catatan perjalanan pedagang Cina I-Tsing. Pada perjalanannya I-Tsing berkelana dari negara Cina tepatnya dari wilayah Kanton ke Palembang, yang dulu merupakan wilayah Kerajaan Sriwijaya pada 671 Masehi atau sekitar Abad ke-6.
Saat itu I-Tsing mengisahkan bagaimana pemerintahan Kerajaan Sriwijaya memiliki kekuatan pasukan yang luar biasa. Bahkan ketika dirinya kembali lagi ke Sriwijaya setelah 24 tahun lamanya kekuatan Sriwijaya disebut kian kokoh.
Pada 775 M, kerajaan ini telah menjadi begitu terkenal sehingga penguasanya disebut "raja yang dipertuan dari Sriwijaya, raja tertinggi di antara semua raja di muka bumi". Bahkan kekuatan Sriwijaya membuat wilayah kekuasaannya sampai mencapai Semenanjung Melayu, tepatnya di Kedah.
Baca juga: Kisah Candi Peninggalan Kerajaan Sriwijaya Jadi Pusat Pengajaran Agama Buddha
Meski kekuatannya luar biasa tapi Sriwijaya ternyata juga memiliki kompleks beberapa tempat ibadah yang berdekatan dengan Ligor di Semenanjung Melayu. Tentu ini mengindikasikan bahwa Sriwijaya juga berkuasa di wilayah tersebut.
Kerajaan Sriwijaya telah mendirikan beberapa tempat ibadah yang berdekatan dengan Ligor di Semenanjung Melayu. Hal ini telah mendorong para sejarawan berkesimpulan bahwa pada waktu itu Kerajaan Sriwijaya berkuasa di daerah tersebut.
Pesatnya perkembangan Kerajaan Sriwijaya juga ditopang dengan aktivitas perdagangan internasional yang menyasar wilayah tersebut, sebagaimana dikutip dari buku "Kebangkitan dan Kejayaan Sriwijaya Abad III - VII". Pada zaman pertengahan, Sriwijaya merupakan pusat perdagangan yang sangat terkenal.















































