loading...
Industri hotel bersiap menghadapi libur Nataru. FOTO/dok.SindoNews
JAKARTA - Memasuki periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, geliat konsumsi masyarakat menunjukkan tren pemulihan yang signifikan. Kondisi ini menjadi angin segar bagi industri perhotelan nasional yang berharap momentum peak season ini dapat mengerek tingkat okupansi setelah menghadapi tekanan sepanjang tahun.
Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran, mengonfirmasi bahwa periode akhir tahun secara tradisional menjadi puncak kunjungan bagi sektor hotel. Ia menyambut positif geliat konsumsi yang menjadi pendorong utama optimisme ini.
"Di minggu ke-3 Desember biasanya sudah mulai libur, dan puncaknya pada minggu ke-4 yang berlanjut ke fase liburan panjang. Kami berharap momentum Nataru ini tidak hanya menghentikan tren stagnasi okupansi, tetapi justru menjadi katalis untuk pemulihan pendapatan yang lebih baik," ujar Maulana Yusran, Kamis (27/11/2025).
Baca Juga: Konsumsi Masyarakat Bakal Ngebut di Peak Season Nataru Bikin Sektor Ritel Pede Menatap 2026
Optimisme tersebut, lanjut Yusran, semakin menguat dengan adanya dukungan insentif pemerintah berupa diskon pajak hotel. Kebijakan fiskal ini dinilai tepat waktu dan berpotensi besar untuk mendorong minat masyarakat berwisata.
"Keberadaan insentif seperti diskon pajak ini sangat membantu. Kami berharap implementasinya berjalan efektif sehingga dapat mendongkrak daya tarik dan menjaga stabilitas okupansi hotel selama momen Nataru," tambahnya.















































