loading...
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro (tiga kanan) dalam acara SindoNews Sharing Session di iNews Tower, Jakarta, Kamis (18/9). FOTO/dok.SindoNews
JAKARTA - Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengingatkan potensi terjadinya krisis pasokan energi di kawasan Asia Pasifik pada 2045. Peringatan itu didasari proyeksi lonjakan kebutuhan energi di tengah keterbatasan cadangan dan produksi di kawasan tersebut.
Menurut Komaidi, saat ini Asia Pasifik menyerap sekitar 40 persen konsumsi energi dunia. Besarnya permintaan itu terutama didorong negara-negara dengan populasi dan industri besar seperti China, India, Jepang, Korea Selatan, serta negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia.
“Produksi energi di kawasan ini hanya sekitar 7 persen dari produksi global, sementara cadangan minyaknya lebih kecil lagi, yakni 2,5 persen dari total cadangan global,” ujar Komaidi dalam acara SindoNews Sharing Session di iNews Tower Jakarta, Kamis (18/9).
Ia menambahkan, tekanan permintaan energi akan semakin besar dalam dua dekade mendatang. Hal itu seiring proyeksi jumlah penduduk India yang akan melampaui China dan terus bertambah signifikan hingga 2045. “Ini berpotensi menimbulkan perebutan energi luar biasa di Pasifik yang perlu diantisipasi,” ujarnya.
Baca Juga: PHE Siapkan Metode EOR Genjot Produksi Minyak di Lapangan Tua