Marak Kasus Keracunan MBG, DPR Sentil SPPG: Bahan Baku Asal, Cara Masak Abai Higienitas

2 hours ago 3

loading...

Anggota Komisi IX DPR RI Zainul Munasichin menilai mayoritas insiden keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) akibat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tak patuh terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP). Foto/SindoNews

JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Zainul Munasichin menilai mayoritas insiden keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) akibat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi ( SPPG ) yang tak patuh terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP). Hal ini dilontarkan Zainul sekaligus merespons pernyataan Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang yang mengungkap, hasil investigasi sejumlah kasus keracunan di daerah akibat makanan yang diproduksi tidak mengikuti aturan waktu penyajian oleh dapur SPPG.

"Ya saya setuju dengan statement itu. SPPG-SPPG yang mengakibatkan keracunan itu, rata-rata karena mereka tidak patuh SOP. Mulai dari pemilihan bahan baku, proses produksi, pemorsian, hingga ke waktu pengantaran," ucap Zainul saat dihubungi, Kamis (25/9/2025).

Zainul menyebut, SPPG tak patuh SOP seperti pemilihan bahan baku yang asal, memasak makanan dengan tak memperhatikan higienitas hingga pengantaran yang tak tepat waktu. "Bahan bakunya asal-asalan, cara masaknya mengabaikan higienitas, teknik pemorsian yang tidak pas, hingga pengantaran yang melewati batas waktu," terang Zainul.

Baca juga: Marak Kasus Anak Keracunan MBG, HNW Minta BGN Evaluasi Menyeluruh

Kendati begitu, Zainul mengatakan, masih banyak SPPG yang sesuai SOP. "Tapi masih banyak SPPG-SPPG yg boperasi sangat baik karena patuh SOP," pungkasnya.

Sekadar informasi, insiden keracunan MBG telah terjadi di sejumlah daerah. Berdasarkan data Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), hingga September 2025 telah terjadi 6.452 kasus keracunan anak setelah menerima MBG.

Read Entire Article
Prestasi | | | |