loading...
Tesla Model Y di Indonesia menjadi sangat mahal karena adanya bea masuk. Tampak Model Y di Malaysia. Foto: Sindonews/Danang Arradian
JAKARTA - Di saat Tesla secara resmi menjejakkan kaki di India, ironi lebih pahit justru dirasakan oleh para peminatnya di Indonesia.
Harga Tesla Model Y di India dianggap tak masuk akal dengan adanya bea masuk dan pajak: tembus Rp 1,16 miliar. Tapi, harga di Indonesia yang bisa mencapai Rp2,2 miliar adalah anomali yang berada di luar nalar.
Perbandingan harga di tiga negara—India, Malaysia, dan Indonesia—membuka sebuah kotak pandora yang menunjukkan betapa nasib konsumen bisa sangat berbeda, tergantung pada kebijakan pemerintah dan strategi perusahaan.
Namun, dari ketiganya, konsumen Indonesialah yang tampaknya harus membayar harga paling mahal untuk sebuah mimpi memiliki Tesla.
Kasus 1: Indonesia - Puncak Harga Tertinggi Akibat Jalur Premium
Di Indonesia, memiliki Tesla adalah pernyataan kemewahan absolut, dan harganya mencerminkan hal tersebut. Penyebab utamanya adalah karena Tesla belum hadir secara resmi. Semua unit yang mengaspal di jalanan ibu kota masuk melalui jalur Importir Umum (IU).
Jalur "premium" ini membuat setiap mobil dibebani berlapis-lapis pajak, mulai dari bea masuk, PPN, PPh, hingga Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang sangat tinggi. Akibatnya, harga menjadi melambung tak terkendali:
Tesla Model Y Long Range: Dijual di kisaran Rp1,9 miliar.
Tesla Model Y Performance: Bisa mencapai Rp2,2 miliar.