Mengimajinasikan Indonesia

1 month ago 16

loading...

Agus Taufiq, Politisi Muda dan Inisiator @KebijakanKita. Foto/Istimewa

Agus Taufiq
Politisi Muda dan Inisiator @KebijakanKita

SISTEM demokrasi yang telah kita sepakati menjadi kendaraan menuju kesejahteraan, sebagaimana cita-cita kemerdekaan, ternyata masih jauh dari harapan. Partai politik tumbuh subur, namun belum mampu menyerap kegelisahan masyarakat.

Partai politik hari ini kekurangan gagasan dan narasi, miskin imajinasi tentang Indonesia impian yang ingin diciptakan. Elite di politik fokus membahas pembagian kue anggaran dan proyek untuk jadi bancakan.

Tiap lima tahunan akan berebut nomor urut berapa, dapil mana, dan sibuk menghitung berapa biaya politiknya. Seringkali partai politik hanya dijadikan oleh elite sebagai kendaraan untuk mencapai tangga kekuasaan.

Edukasi politik kepada masyarakat tentang gagasan apa yang mau dibawa, nilai apa yang diperjuangkan, narasi tentang Indonesia seperti apa yang mau dicapai bersama rasanya jauh dari bahasan para elite bersama masyarakat.

Kebanyakan tak mengakar, atau mengakar tapi sifatnya transaksional. Untuk itulah, kita butuh banyak orang muda yang mau terjun untuk membenahi fungsi partai politik yang macet dan aus tersebut.

Mengapa harus orang muda? Karena Soekarno terbaik adalah Soekarno muda. Saat ia menggagas Algemeene Studie Club, sebuah organisasi belajar mahasiswa yang dikemudian hari berubah menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI).

Mendapat simpati rakyat karena mewakili kegelisahan masyarakat, PNI justru dicap sebagai partai terlarang. Belanda menangkap Soekarno dan menjebloskannya ke Penjara Banceuy untuk diadili di Gedung Landraad dengan tuduhan makar.

Read Entire Article
Prestasi | | | |