Output Industri dan Penjualan Ritel China Catat Laju Pertumbuhan Rendah

2 hours ago 3

loading...

Output pabrik dan penjualan ritel China mencatat pertumbuhan paling lemah sejak tahun lalu. Foto/China Daily

JAKARTA - Output pabrik dan penjualan ritel China mencatat pertumbuhan paling lemah sejak tahun lalu pada Agustus 2025. Ini menambah tekanan bagi Beijing untuk meluncurkan stimulus lebih lanjut demi mencegah perlambatan tajam di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Data yang mengecewakan ini memicu perdebatan di kalangan ekonom apakah pembuat kebijakan perlu dukungan fiskal tambahan dalam jangka pendek untuk mencapai target pertumbuhan tahunan “sekitar 5%". Sementara itu, produsen menunggu kejelasan lebih lanjut terkait kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat dan permintaan domestik tertekan oleh pasar tenaga kerja yang goyah serta krisis properti.

Output industri tumbuh 5,2% secara tahunan, menurut data Biro Statistik Nasional yang dirilis Senin kemarin, terendah sejak Agustus 2024 dan lebih rendah dibandingkan kenaikan 5,7% pada Juli. Angka ini juga gagal memenuhi perkiraan kenaikan 5,7% dalam jajak pendapat Reuters.

Baca Juga: Komite DPR AS: China Gunakan Serangan Siber agar Unggul di Meja Perundingan

Penjualan ritel, indikator konsumsi, meningkat 3,4% pada Agustus, laju terendah sejak November 2024 dan menurun dari 3,7% pada bulan sebelumnya, di bawah perkiraan kenaikan 3,9%.

“Awal tahun yang kuat masih membuat target pertumbuhan tahun ini bisa dicapai, tetapi seperti tahun lalu pada periode yang sama, dukungan stimulus tambahan mungkin diperlukan untuk memastikan akhir tahun yang kuat,” kata Lynn Song, kepala ekonom Greater China di ING, dikutip dari Reuters, Selasa (16/9/2025).

Read Entire Article
Prestasi | | | |