loading...
RSUD Muda Sedia, Aceh Tamiang kembali beroperasi setelah mendapat pasokan listrik. Foto/SindoNews
ACEH - Pemulihan pasokan listrik di wilayah bencana Aceh dinilai terbilang cepat. Padahal, kerusakan infrastruktur kelistrikan akibat banjir dan longsor di sejumlah wilayah Aceh tergolong parah karena menyentuh jaringan utama, termasuk transmisi, gardu induk, hingga pembangkit.
Akademisi sekaligus Wakil Direktur IV Politeknik Negeri Lhokseumawe, Muhammad Arifai mengatakan tantangan utama pemulihan saat ini adalah kombinasi antara kerusakan infrastruktur yang berat dan keterbatasan akses ke titik-titik terdampak.
“Tantangan terbesarnya ada pada rusaknya infrastruktur dan akses yang sulit. Namun di tengah kondisi itu, ritme pemulihannya tetap terbilang cepat,” ujar Arifai, Rabu (10/12/2025).
Baca juga: Biaya Pemulihan Bencana Sumatera Diperkirakan Rp51,82 Triliun
Arifai menjelaskan, setelah akses mulai terbuka dan perbaikan fisik dilakukan, tahapan paling krusial dalam pemulihan listrik adalah proses sinkronisasi antara pembangkit dan sistem jaringan.
“Sinkronisasi ini tidak bisa tergesa-gesa. Tegangan, frekuensi, dan fase harus benar-benar presisi. Kalau dipaksakan, risikonya bisa menimbulkan gangguan lanjutan,” tegasnya.














































