loading...
Meta akhirnya menyerah dan memilih membayar Google daripada harus berinvestasi lebih besar di AI. Foto: Reuters
SAN FRANSISCO - Selama lebih dari satu dekade, Meta (induk perusahaan Facebook, Instagram, WhatsApp) dan Google adalah dua kutub raksasa yang terkunci dalam 'perang dingin' memperebutkan dominasi dunia digital.
Perang itu secara mengejutkan berakhir dengan sebuah gencatan senjata yang aneh: Meta setuju untuk membayar rival bebuyutannya, Google, lebih dari USD10 miliar USD atau setara Rp156 Triliun.
Kesepakatan berdurasi enam tahun ini bukanlah tanda kekalahan, melainkan sebuah sinyal keputusasaan di tengah arena perlombaan baru yang jauh lebih brutal dan mahal: perlombaan Kecerdasan Buatan (AI).
Keputusasaan Bernama Kecerdasan Buatan
Mengapa Meta, yang selama ini anti-Google, rela menggelontorkan uang sebanyak itu ke kantong pesaingnya? Jawabannya sederhana: mereka kehabisan 'amunisi'.
Perlombaan untuk mengembangkan AI seperti model bahasa Llama milik Meta membutuhkan kekuatan komputasi yang nyaris tak terbatas.