Perang Harga Brutal Mobil Listrik China, Adakah Dampak Jangka Panjangnya di Indonesia?

9 hours ago 9

loading...

Dalam jangka panjang, perang harga di China akan berpengaruh juga ke pasar seperti Indonesia. Foto: Gemini

CHINA - Raksasa mobil listrik China, BYD, tak lagi sekadar membuat mobil; mereka kini menciptakan tekanan global. Dengan membanting harga secara brutal di negara asalnya, BYD memicu perang harga yang semakin ganas.

Bagi konsumen di Afrika dan Asia, termasuk Indonesia, ini mungkin terdengar seperti berkah yang sudah lama dinanti. Namun, di balik janji mobil listrik murah, tersimpan sebuah jebakan dengan risiko jangka panjang yang mengerikan.

Langkah terbaru BYD memangkas harga hatchback Seagull hingga lebih dari 22 persen, membuatnya kini dibanderol hanya sekitar USD7.765 (sekitar Rp 126 jutaan), adalah sebuah deklarasi perang terbuka. Ini adalah sinyal bahwa BYD berniat untuk mendominasi pasar, dengan cara apa pun.

Bagi pasar negara berkembang yang sangat sensitif terhadap harga, ini tentu menjadi keuntungan jangka pendek. Harga lebih rendah dapat mempercepat adopsi kendaraan listrik di negara-negara di mana mobil bekas masih merajai jalanan. Namun, di bawah permukaan, bom waktu sudah mulai berdetak.

Kiamat Industri dan Analogi Evergrande

Kompetisi yang semakin intens ini membunuh margin keuntungan dan secara langsung mengancam kelangsungan hidup para pemain yang lebih kecil. Saham para rival seperti Nio, Leapmotor, dan Geely langsung anjlok setelah pengumuman diskon besar-besaran dari BYD.

Read Entire Article
Prestasi | | | |