Perang Tarif AS vs Dedolarisasi BRICS, Siapa Pemenang dalam Pertarungan Ini?

6 hours ago 5

loading...

Konstelasi geopolitik ekonomi global memasuki babak baru pada 2025. Ketegangan meningkat antara AS dan negara-negara BRICS. FOTO/Watcher Guru

JAKARTA - Konstelasi geopolitik ekonomi global memasuki babak baru pada 2025. Ketegangan meningkat antara Amerika Serikat (AS) dan negara-negara BRICS, seiring dengan ancaman Presiden Donald Trump yang akan memberlakukan tarif tambahan sebesar 10 persen kepada negara mana pun yang dinilai mendukung “kebijakan anti-Amerika dari BRICS”.

Langkah agresif itu muncul di tengah semakin kuatnya dorongan dedolarisasi oleh BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan), yang berupaya mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam perdagangan dan sistem keuangan mereka. Tujuannya: melemahkan dominasi dolar yang selama puluhan tahun menjadi tulang punggung sistem keuangan global.

Baca Juga: Trump Tegaskan BRICS Akan Segera Bubar

Data terbaru menunjukkan posisi dolar AS sebagai cadangan devisa global terus menurun. Pangsa dolar dalam cadangan devisa dunia kini turun di bawah 58 persen menurut data IMF, terendah dalam sejarah. Sementara itu, bank-bank sentral dunia secara agresif menambah kepemilikan emas, yang kini menyumbang hampir 20 persen dari total cadangan mereka.

World Gold Council mencatat pada Kuartal I-2025 saja, bank sentral membeli lebih dari 244 metrik ton emas. Dikutip dari Watcher Guru, sebanyak 95 persen responden dalam survei mereka memperkirakan tren peningkatan cadangan emas akan terus berlanjut, terutama di negara-negara BRICS dan sekutunya.

Read Entire Article
Prestasi | | | |