loading...
Direktur Bisnis Bank Raya, Kicky Andrie Davetra, dalam konferensi pers Pesta Raya 2025 di Jakarta, Jumat (22/8). FOTO/dok.SindoNews
JAKARTA - PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) menegaskan persaingan mendapatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) di industri perbankan masih sangat ketat. Namun, di tengah tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang telah terjadi empat kali sepanjang 2025, Bank Raya melihat adanya peluang besar untuk mendorong perputaran dana di masyarakat.
Direktur Bisnis Bank Raya, Kicky Andrie Davetra, dalam konferensi pers Pesta Raya 2025, menjelaskan bahwa posisi rasio pinjaman terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio/LDR) Bank Raya masih berada pada angka 86 persen. Angka ini dinilai cukup aman (ample), begitu pula rasio cakupan likuiditas (Liquidity Coverage Ratio/LCR) yang jauh di atas persyaratan minimum Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Baca Juga: Bank Raya Gelar Pesta Raya 2025, Pacu Literasi dan Inklusi Keuangan Digital
Meski demikian, Kicky tidak menampik tantangan dari sisi biaya dana (cost of fund) yang masih dihadapi oleh perbankan. Untuk mengatasi hal tersebut, Bank Raya berfokus pada strategi peningkatan digital saving yang menjadi salah satu prioritas utama.
"Digital saving sendiri sampai dengan Juni kemarin kita di angka Rp1,5 triliun. Ini sebenarnya tumbuh relatif baik, karena kami tumbuh secara year on year itu di angka 66 persen-an untuk digital saving," ujar Kicky.