Presiden AS Donald Trump Dilema, Bela Qatar atau Israel

3 hours ago 3

loading...

Presiden AS Donald Trump menghadapi dilema, antara membela Qatar atau Israel, yang dua-duanya sekutu utama Washington. Foto/Flash90/CC0/7eye

TEL AVIV - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menghadapi dilema diplomatik yang rumit menyusul serangan udara Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya di Ibu Kota Qatar, Doha. Serangan pekan lalu itu menargetkan para pemimpin Hamas yang menghadiri perundingan gencatan senjata yang ditengahi Amerika.

Serangan 9 September tersebut telah memperburuk hubungan AS dengan Israel dan Qatar—dua sekutu utama Washington di Timur Tengah, yang memperumit kebijakan luar negeri Trump di kawasan tersebut.

Mengutip laporan Newsweek, Selasa (16/9/2025), serangan Israel terhadap Qatar telah mengganggu upaya AS untuk memediasi perdamaian dan melemahkan peran Qatar sebagai mediator regional, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang masa depan Perjanjian Abraham—perjanjian yang ditengahi oleh pemerintahan Trump yang menormalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara Arab.

Baca Juga: Qatar: Dunia Jangan Standar Ganda, Harus Hukum Israel atas Kejahatannya!

Selain dampak diplomatik, serangan tersebut juga membahayakan perdagangan dan investasi AS-Qatar sekaligus menimbulkan ketidakpastian atas Pangkalan Udara Al Udeid, instalasi militer terbesar Amerika di Timur Tengah.

Di saat yang sama, Israel tetap menjadi salah satu sekutu strategis terdekat Washington, yang mendapatkan keuntungan dari bantuan militer tahunan senilai miliaran dolar dan kerja sama intelijen yang ekstensif.

Insiden ini menggarisbawahi bagaimana ketidakstabilan regional mengancam kepentingan ekonomi dan keamanan, yang mempersulit upaya Trump untuk menyeimbangkan kedua sekutu AS tersebut.

Read Entire Article
Prestasi | | | |