loading...
Devie Honce Barakati, anggota DPRD Kota Bitung. Foto/Istimewa
JAKARTA - Berada di sisi timur Provinsi Sulawesi Utara , Kota Bitung berada di posisi geografis yang strategis untuk memaksimalkan potensi maritim, terutama sektor perikanan laut. Beragam program dan perencanaan pun diarahkan agar bermuara pada kesejahteraan masyarakat nelayan.
Selain memacu realisasi rencana perluasan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung, pemerintah juga diharapkan memberi bobot fokus pada inovasi pengolahan hasil ikan tangkapan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan vokasi generasi muda.
Dorongan itu sejalan dengan potensi ekspor Sulawesi Utara dan termasuk dari Bitung, kian terbuka lebar. Merujuk data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) volume ekspor perikanan dari Sulut meningkat dari 20.838 ton pada 2021, menjadi 28.056 ton pada 2024. Nilai ekspor mencapai puncaknya sekitar USD 162,7 juta (Rp2,6 triliun).
Baca Juga: Angela Tanoesoedibjo: Rakernas Perindo Momentum Bangkitkan Harapan Rakyat
Adapun PPS Bitung mencatat sebanyak 1.083 unit kapal bersandar dan melakukan kegiatan operasional. Selain itu, program pelatihan Awak Kapal Perikanan (AKP) telah menjangkau 13.899 orang nelayan. Dengan fasilitas fisik dan kecakapan SDM, pemanfaatan potensi perikanan diyakini dapat dipercepat.
Hal itu diungkapkan oleh Devie Honce Barakati, anggota DPRD Kota Bitung. Lebih detail, ia mengamati dari para praktisi usaha di beragam daerah, ikan laut yang diolah menjadi aneka produk sudah terbukti mendongkrak nilai tambah dan ujungnya mengalirkan pendapatan ke para pelaku UMKM.














































