Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, memiliki rumah sendiri di usia muda sering kali dianggap mustahil, terutama bagi Gen Z yang kini menghadapi berbagai tantangan ekonomi. Mulai dari kenaikan harga properti, inflasi, hingga tekanan gaya hidup modern, semuanya membuat generasi ini terlihat "jauh" dari pintu rumah sendiri.
Namun, benarkah begitu? Faktanya, semakin banyak Gen Z di berbagai belahan dunia yang membuktikan bahwa membeli rumah bukan sekadar angan-angan, tapi bisa jadi kenyataan dengan strategi yang tepat. Generasi yang dikenal tech-savvy dan terbuka terhadap berbagai peluang ini mulai mengambil langkah-langkah konkret untuk mencapai kepemilikan rumah. Dari cara-cara kreatif mengatur keuangan, memanfaatkan program pemerintah, hingga mencari celah di pasar properti—semua bisa jadi jalan untuk meraih rumah impian.
Kalau kamu termasuk Gen Z yang ingin punya rumah tapi bingung mulai dari mana, berikut enam tips praktis yang bisa kamu terapkan untuk mempercepat perjalananmu menuju rumah pertama—dilansir dari nar.realtor.
1. Manfaatkan Program Bantuan Pembeli Rumah Pertama
Di banyak negara, terdapat program bantuan khusus bagi pembeli rumah pertama, seperti FHA Loans di Amerika Serikat atau Help to Buy di Inggris. Program ini dirancang untuk meringankan beban finansial awal, seperti uang muka yang tinggi atau persyaratan kredit yang ketat. Biasanya, program semacam ini juga menawarkan suku bunga lebih rendah dan tenor cicilan yang fleksibel.
Di Indonesia sendiri, pemerintah menyediakan program seperti KPR FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) yang memberikan subsidi bunga kepada masyarakat berpenghasilan rendah. Gen Z bisa mulai dengan mencari tahu syarat dan ketentuan dari program ini melalui bank atau situs resmi pemerintah.
2. Pertimbangkan Kepemilikan Bersama
Membeli rumah tidak selalu harus dilakukan sendiri. Tren co-buying atau kepemilikan bersama kini menjadi alternatif menarik bagi Gen Z, terutama yang ingin masuk ke pasar properti tapi belum cukup modal. Dengan membeli rumah bersama teman, saudara, atau pasangan, kamu bisa berbagi tanggung jawab keuangan seperti uang muka, cicilan, dan biaya renovasi.
Namun, penting untuk memastikan bahwa kerja sama ini memiliki dasar hukum yang kuat. Buat perjanjian hitam di atas putih untuk menghindari konflik ke depan—mulai dari pembagian kepemilikan, tanggung jawab masing-masing, hingga rencana jika salah satu pihak ingin menjual bagian kepemilikannya. Dengan komunikasi dan perencanaan yang matang, opsi ini bisa sangat membantu kamu punya rumah lebih cepat.
3. Pilih Lokasi yang Lebih Terjangkau
Banyak Gen Z terjebak pada keinginan untuk tinggal di pusat kota, padahal harga properti di sana sudah sangat tinggi. Jika tujuan utamamu adalah punya rumah pertama, kamu bisa mempertimbangkan kawasan penyangga atau daerah berkembang yang masih menawarkan harga lebih masuk akal.
Selain harga yang lebih ramah, banyak daerah suburban kini memiliki akses transportasi publik yang baik dan infrastruktur yang terus berkembang. Kamu tetap bisa punya gaya hidup yang nyaman tanpa harus memaksakan membeli rumah di zona premium. Ingat, rumah pertama tidak harus langsung jadi "rumah impian"—yang penting, kamu sudah punya aset properti untuk dimulai.
4. Bangun Fondasi Keuangan yang Kuat
Kepemilikan rumah dimulai dari kondisi finansial yang sehat. Artinya, kamu perlu menyiapkan uang muka, dana cadangan, dan mengatur arus kas dengan cermat. Gunakan aplikasi keuangan untuk mencatat pengeluaran harian dan mulai alokasikan dana khusus untuk tabungan rumah. Konsistensi jauh lebih penting daripada nominal besar di awal.
Selain menabung, jaga juga skor kredit atau riwayat pinjamanmu (jika sudah pernah mengambil cicilan). Bank dan lembaga keuangan akan menilai kelayakan kredit kamu dari situ. Jika belum punya riwayat pinjaman, kamu bisa mulai dari pinjaman kecil atau kartu kredit yang digunakan dengan bijak. Ini akan membuka jalan untuk mendapatkan persetujuan KPR dengan bunga lebih rendah di masa depan.
5. Jelajahi Strategi Alternatif seperti 'Rentvesting'
Pernah dengar istilah rentvesting? Yakni strategi di mana kamu menyewa tempat tinggal di lokasi yang kamu sukai, sambil membeli properti di area yang lebih terjangkau untuk disewakan. Dengan begitu, kamu tetap bisa menikmati gaya hidup urban tanpa harus membeli properti di kawasan yang mahal. Sementara itu, properti yang kamu beli bisa menjadi aset yang menghasilkan.
Strategi ini banyak digunakan oleh Gen Z dan milenial di negara-negara seperti Australia dan AS yang harga rumahnya sangat tinggi. Di Indonesia, kamu bisa menerapkan strategi serupa dengan membeli rumah di kota satelit lalu menyewakannya. Uang sewa bisa membantu membayar cicilan sambil tetap menambah nilai asetmu seiring waktu.
6. Konsultasi dengan Profesional Keuangan
Sering kali kita merasa sudah paham soal uang, tapi tetap bingung harus mulai dari mana. Konsultasi dengan perencana keuangan bisa membantumu menyusun rencana yang lebih terarah, termasuk bagaimana menyiapkan uang muka, mengatur pengeluaran bulanan, dan memilih jenis pinjaman yang paling cocok.
Selain itu, kamu juga bisa berdiskusi dengan agen properti yang berpengalaman dan bisa memberi insight soal pasar. Mereka biasanya tahu area yang potensial tapi belum banyak dilirik, atau program cicilan rumah yang sedang berjalan. Dengan bimbingan yang tepat, kamu akan lebih siap dan percaya diri mengambil langkah besar ini.
Sahabat Fimela, itulah beberapa tips yang perlu kamu ketahui jika ingin memiliki rumah pertama. Jadi, siap menabung untuk semakin dekat dengan pintu rumah sendiri?
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.
LifestyleMerayakan Warisan Kuliner, Menjelajahi "Luxury Dining Series" di The St. Regis Jakarta
The St. Regis Jakarta kembali menjadi sorotan dalam dunia gastronomi dengan menjadi tuan rumah salah satu program paling dinanti, "Luxury Dining Series."
Lifestyle5 Zodiak yang Paling Tidak Mudah Menangis, Siapa Saja Mereka?
Temukan zodiak yang paling tidak mudah menangis dan ketahanan emosional mereka yang luar biasa.
Lifestyle7 Tanda Seseorang Hidup Bersahaja tapi Diam-Diam Kaya Raya
Tidak semua orang kaya hidup dengan gemerlap dan sorotan. Ada yang memilih jalan sederhana, tenang, dan penuh makna. Inilah 7 tanda seseorang yang sebenarnya mapan secara finansial, memiliki etos kerja tinggi, namun tetap bersahaja tanpa pamer berlebihan.
LifestyleMe Time Itu Hak Semua Ibu, Saatnya Menikmati Waktu Tanpa Rasa Bersalah!
Setiap ibu berhak memiliki waktu untuk diri sendiri, menikmati momen me time tanpa merasa bersalah, karena kebahagiaan diri juga penting untuk kebahagiaan keluarga.