Suriah Bisa Biarkan Israel Duduki Dataran Tinggi Golan untuk Imbalan Normalisasi Hubungan

2 months ago 26

loading...

Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Foto/britannica

DAMASKUS - Pemimpin Suriah Ahmad al-Sharaa mungkin akan meninggalkan klaim negara itu atas kedaulatan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel dengan imbalan hubungan yang dinormalisasi dengan Zionis. Kabar itu diungkap media Lebanon.

Israel merebut sebagian besar wilayah seluas 1.800 kilometer persegi di Kegubernuran Quneitra Suriah selama perang tahun 1967 dan secara efektif mencaploknya pada tahun 1981.

Di tengah kekacauan selama naiknya al-Sharaa ke tampuk kekuasaan, pasukan Israel (IDF) merebut wilayah tambahan.

IDF juga telah melakukan beberapa serangan udara terhadap pasukan Suriah yang setia kepada pemerintah saat ini, yang menurut Israel dimaksudkan untuk melindungi penduduk Druze setempat, komunitas minoritas etnoreligius yang mendiami wilayah yang diperebutkan.

Siaran pers Lebanon LBCI melaporkan pada hari Senin (30/6/2025) bahwa kedua negara dapat menormalisasi hubungan sebagai bagian dari kesepakatan yang luas.

Berdasarkan kesepakatan yang diusulkan, Israel akan mengakui legitimasi al-Sharaa, menarik pasukan dari wilayah yang direbut sejak pengambilalihannya pada bulan Desember, dan menyetujui kehadiran militer Suriah di dekat perbatasannya dengan Israel dan Yordania, dengan batasan tertentu.

“Sebagai gantinya, Israel diharapkan untuk mengamankan kedaulatan penuh atas Dataran Tinggi Golan,” ungkap laporan LBCI, mengutip sumber yang mengetahui urusan Suriah.

Read Entire Article
Prestasi | | | |