Kekuatan Protes Warganet: Gerakan Stop Tot Tot Wuk Wuk Paksa Polisi Bekukan Sementara Sirine Pengawalan

2 hours ago 3

loading...

Protes warganet terhadap arogansi Tot... tot... wuk... wuk... melahirkan kebijakan baru dari Korlantas Polri. Foto: Sindonews

JAKARTA - "Tot... tot... wuk... wuk..." Suara yang dulu identik dengan keadaan darurat, belakangan ini justru jadi simbol arogansi yang memekakkan telinga di jalanan Indonesia. Muak dengan penyalahgunaan sirine dan strobo oleh kendaraan pribadi dan oknum pengawalan, publik melahirkan perlawanan unik: gerakan viral ‘Stop Tot Tot Wuk Wuk’.

Apa yang berawal dari istilah satir di media sosial, kini telah mencapai puncaknya. Gerakan ini berhasil menekan Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, yang pada Jumat, 19 September 2025, secara resmi mengumumkan keputusan yang mengejutkan: membekukan sementara penggunaan sirine dan rotator pada seluruh kendaraan patroli dan pengawalan (patwal).

Ledakan Keresahan yang Menjadi Gerakan

 Gerakan Stop Tot Tot Wuk Wuk Paksa Polisi Bekukan Sementara Sirine Pengawalan

Semua ini bermula dari keresahan yang sama. Ribuan pengemudi setiap hari dipaksa menepi oleh mobil-mobil pribadi berstrobo biru yang meraung-raung, seolah-olah setiap urusan mereka lebih penting dari kepentingan publik.

Frustrasi ini kemudian meledak di media sosial, melahirkan unggahan, tagar, hingga stiker yang ditempel di mobil dan motor sebagai bentuk protes diam.

Perlawanan ini bukanlah tanpa dasar. Para warganet mengacu pada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Read Entire Article
Prestasi | | | |