loading...
China diam-diam kembangkan Drogon Dome. Foto/X/@Defence_IDA
BEIJING - China tidak kalah ketika Donald Trump meresmikan Kubah Emas atau Golden Dome pada Mei 2025, ia menjanjikan sebuah revolusi dalam keamanan Amerika. China mengembangkan dragon dome atau kubah naga yang menjaga negara itu dari berbagai ancaman serangan rudal.
Golden Dome merupakan sebuah perisai pertahanan rudal senilai USD175 miliar yang dirancang untuk mencegat setiap ancaman terhadap Amerika Serikat.
Dimodelkan berdasarkan Inisiatif Pertahanan Strategis Ronald Reagan, proyek baru ini membayangkan jaringan terpadu satelit, pencegat generasi mendatang, radar, dan senjata laser yang membentang dari permukaan Bumi hingga luar angkasa. Ambisinya jelas: perlindungan yang menyeluruh, preemptif, dan absolut pada tahun 2029.
Namun, di balik kemegahan teknologi ini terdapat pola yang meresahkan. Belum ada arsitektur sistem konkret yang disajikan, dan proyeksi awal menunjukkan biaya sebenarnya bisa tiga kali lipat dari angka resmi.
Tak Ingin Kalah dengan AS dan Israel, China Diam-diam Bangun Dragon Dome
1. Rekasi Beijing Lebih Cepat
Reaksi Beijing cepat dan tegas. Para pejabat China memperingatkan bahwa proyek tersebut berisiko mengubah ruang angkasa menjadi medan perang dan mengguncang fondasi keamanan internasional serta pengendalian senjata. Menurut Beijing, obsesi Washington terhadap dominasi ruang angkasa mengancam akan membuka kotak Pandora, mengubah luar angkasa – sebuah wilayah bersama – menjadi arena konfrontasi berikutnya.
"Ironisnya, ketika Washington menguraikan rencana ambisiusnya, China telah mendemonstrasikan prototipe platform pertahanan rudal strategisnya sendiri yang berfungsi. Sistem ini merupakan lompatan besar dalam teknologi pertahanan – dan filosofi strategis yang sangat berbeda," kata Ladislav Zemanek, Peneliti Non-residen di China-CEE Institute dan Pakar di Valdai Discussion Club, dilansir RT.
















































