loading...
Honda sangat percaya diri bahwa teknologi strong hybrid mereka lebih unggul dibandingkan kompetitor, terutama pabrikan China. Foto: HPM
ICE BSD - Di tengah riuh rendah panggung pameran otomotif, di mana kata "hybrid" menjadi mantra sakti setiap merek, Honda mengambil langkah berbeda. Alih-alih hanya memamerkan mobil, mereka justru menjadi "guru", membentangkan sebuah papan informasi besar yang seolah berkata: "Tunggu dulu, mari kita pahami, karena tidak semua hybrid diciptakan sama."
Langkah edukatif di booth megah Honda ini sontak menjadi pusat perhatian. Ini adalah sebuah deklarasi kepercayaan diri sekaligus strategi cerdas untuk membongkar mitos dan kebingungan yang menyelimuti teknologi elektrifikasi.
Bagi Honda, ada satu jawaban yang paling pas untuk kebutuhan pengemudi Indonesia saat ini: Strong Hybrid.
Empat Jalan Berbeda Menuju Elektrifikasi
Melalui papan penjelasannya, Honda dengan gamblang membedah empat jenis teknologi hybrid yang ada di pasaran, lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya:
1. Mild Hybrid: Digambarkan sebagai "pemain pendukung". Baterainya hanya berfungsi untuk menyalakan AC saat mobil berhenti di tengah kemacetan (Stop & Go). Teknologi ini tidak bisa menjalankan mobil dengan mode listrik murni dan efisiensinya paling rendah.
2. Series-Parallel Hybrid: Di sini, mesin bensin utamanya berfungsi sebagai "generator berjalan" untuk menggerakkan motor listrik. Namun, sistem ini disebut kurang bertenaga dan kurang efisien saat mobil dipacu dalam beban tinggi.