Wali Kota Bontang Neni Tegaskan Penanganan Stunting Bukan Sekadar Administrasi tapi Fondasi SDM Masa Depan

5 days ago 10

Fimela.com, Bontang Pemerintah Kota Bontang memperkuat langkah percepatan penurunan angka stunting melalui kegiatan Diseminasi Audit Kasus Stunting Tahun 2025 sebagai evaluasi menyeluruh atas program intervensi yang berjalan di daerah. Kegiatan digelar di BPU Kelurahan Kanaan, Senin (24/11/2025).

Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni menyampaikan bahwa penanganan stunting tidak hanya menjadi agenda administratif pemerintah daerah, tetapi bagian dari strategi besar pembangunan sumber daya manusia jangka panjang.

“Indonesia berada pada fase penting sejarah. Jika kualitas generasi tidak dipersiapkan sejak dini, bonus demografi dapat berubah menjadi beban struktural. Karena itu percepatan penurunan stunting merupakan intervensi strategis, bukan sekadar program teknis,” tegas Neni.

Ia menjelaskan bahwa arah pembangunan nasional melalui RPJMN 2025–2029 dan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto menempatkan pembangunan manusia sebagai fondasi utama. Hal tersebut sejalan dengan arah pembangunan daerah sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kota Bontang, yaitu Transformasi Sosial Menuju SDM yang Berdaya Saing.

Berdasarkan data SSGI 2024, prevalensi stunting di Kota Bontang tercatat sebesar 21,7%. Setelah Operasi Timbang Serentak pada Mei 2025, angka tersebut turun menjadi 17,44%, atau 1.219 balita teridentifikasi. Audit tahap kedua yang berlangsung pada November 2025 diharapkan menghasilkan validasi data yang lebih kuat sekaligus mengukur efektivitas intervensi.

“Upaya ini bukan hanya menghasilkan data, tetapi juga menjadi dasar penyusunan kebijakan yang tepat sasaran,” ungkap Neni.

Penurunan Stunting: “Ini Bukan Sprint, Tapi Marathon Peradaban”

Program percepatan penurunan stunting di Kota Bontang berjalan melalui beberapa langkah, di antaranya Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita stunting, balita berisiko, dan ibu hamil dengan KEK; Operasi Timbang Serentak; serta program inovatif berbasis sekolah dan masyarakat, termasuk edukasi gizi dan gerakan pangan bergizi. Seluruh program dijalankan melalui kolaborasi perangkat daerah, TP PKK, kader posyandu, tenaga kesehatan, dan tim pendamping keluarga.

Neni menekankan bahwa audit stunting tidak boleh berhenti pada penyusunan laporan, melainkan harus menghasilkan rencana aksi berdasarkan temuan lapangan. Ia menggunakan metafora taman untuk menjelaskan pentingnya dukungan kolektif terhadap perkembangan anak.

“Jika pembangunan manusia ibarat taman besar, maka setiap anak adalah benih yang dititipkan kepada kita. Tidak ada satupun benih yang boleh layu, apalagi gagal tumbuh di Kota Taman ini,” tuturnya.

Wali Kota meminta seluruh sektor untuk memperkuat koordinasi agar tidak terjadi tumpang tindih program maupun kekosongan intervensi. Ia menegaskan bahwa upaya penurunan stunting bersifat jangka panjang.

“Ini bukan sprint. Ini marathon peradaban. Kita bekerja hari ini agar anak-anak Bontang menjadi generasi terbaik, pelindung, penyangga, dan kebanggaan bangsa,” ujarnya.

(*)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Prestasi | | | |