Wawali Agus Haris Tegaskan Penguatan Sapta Pesona Jadi Kunci Pengembangan Wisata Budaya di Bontang

5 days ago 12

Fimela.com, Bontang Pemerintah Kota Bontang terus berkomitmen mendorong peningkatan kualitas sektor wisata budaya melalui penguatan nilai Sapta Pesona. Langkah tersebut ditandai dengan pelaksanaan Pelatihan Penerapan Nilai Sapta Pesona yang digelar Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Dispopar) Kota Bontang di Hotel Bintang Sintuk, Senin (24/11/2025) pagi.

Kegiatan pelatihan yang dibuka Wakil Wali Kota Bontang Agus Haris ini diikuti pelaku wisata, komunitas budaya, pegiat seni, hingga akademisi yang berperan dalam pengembangan destinasi. Program ini diarahkan untuk memperkuat kompetensi sumber daya manusia dan mendorong budaya pelayanan prima di sektor pariwisata.

Wakil Wali Kota Bontang Agus Haris, menegaskan bahwa Bontang memiliki kekayaan budaya yang perlu dikembangkan secara profesional agar mampu bersaing di tingkat nasional hingga internasional.

“Kota Bontang ini adalah miniatur Indonesia. Beragam suku, tradisi, kuliner, seni, dan sejarah hidup berdampingan dan menjadi identitas daerah. Melalui pelatihan ini, saya berharap peserta mampu mengemas kekayaan budaya tersebut menjadi daya tarik wisata yang bernilai dan kompetitif,” ujarnya.

Ia menyampaikan bahwa pariwisata modern tidak hanya bertumpu pada keunikan destinasi, tetapi juga pada kualitas interaksi dan layanan kepada wisatawan. Karena itu, peningkatan kapasitas pelaku wisata dinilai menjadi elemen fundamental dalam pembangunan sektor ini.

Dalam sambutannya, Agus Haris menegaskan kembali penerapan nilai Sapta Pesona, yakni Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah, dan Kenangan sebagai pedoman standar layanan wisata.

“Sapta Pesona adalah fondasi membangun pengalaman wisata yang berkualitas. Nilai ini harus hadir dalam perilaku masyarakat, lingkungan destinasi, hingga layanan wisata yang diberikan,” tegasnya.

Penguatan pariwisata budaya disebut selaras dengan misi pemerintah daerah, seperti peningkatan daya saing sumber daya manusia, transformasi ekonomi berbasis industri kreatif dan pariwisata, serta penguatan infrastruktur destinasi dengan tetap memperhatikan keberlanjutan lingkungan.

Agus Haris menilai wisata budaya mampu membuka ruang ekonomi kreatif secara inklusif bagi masyarakat lokal melalui berbagai sektor, mulai kuliner tradisional, kerajinan, seni pertunjukan, hingga layanan jasa wisata.

“Pariwisata yang berkembang bukan hanya menciptakan pengalaman, tetapi juga membuka ruang ekonomi baru bagi masyarakat. Namun tentu saja, keberhasilan ini membutuhkan dukungan semua pihak,” tambahnya.

Di akhir kegiatan, ia mengapresiasi Dispopar dan menegaskan bahwa program pelatihan harus berdampak langsung pada praktik layanan wisata di lapangan.

“Kami berharap kegiatan ini mampu melahirkan pelaku wisata yang kompeten, kreatif, dan siap memberikan pelayanan prima. Tanpa SDM pariwisata yang unggul, pengembangan wisata tidak akan maksimal seperti yang kita harapkan,” tuturnya.

(*)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Prestasi | | | |