13 Perusahaan Besi dan Baja Lulus CAP Batch 3.0, Perkuat Transisi Rendah Karbon Indonesia

3 hours ago 6

loading...

Kelulusan 13 perusahaan besi dan baja dari program Corporate Assistance Program (CAP) Batch 3.0 menjadi bukti bahwa pelaku industri mulai mengambil langkah konkret menuju ekonomi rendah karbon. Foto/Dok

JAKARTA - Sektor swasta memegang peran kunci dalam mendukung dekarbonisasi nasional, salah satunya di industri berat seperti besi dan baja yang tergolong emisi-intensif. Diketahui, sektor industri menyumbang sekitar 34% emisi nasional, dengan subsektor besi dan baja menjadi salah satu penyumbang terbesar.

Pada 2023, emisi besi dan baja menghasilkan sekitar 32 juta tCO₂e, setara dengan 2,6% dari total emisi Indonesia. Subsektor tersebut juga menyumbang sekitar 7-9% dari total emisi CO₂ global.

Kelulusan 13 perusahaan besi dan baja dari program Corporate Assistance Program (CAP) Batch 3.0 yang difasilitasi KADIN Net Zero Hub, WRI Indonesia, dan IBCSD menjadi bukti bahwa pelaku industri mulai mengambil langkah konkret menuju ekonomi rendah karbon . Melalui pendampingan teknis intensif, perusahaan telah menyusun strategi dekarbonisasi awal yang sejalan dengan target nasional net-zero 2050 dan komitmen global untuk mengatasi krisis iklim.

Baca Juga: Krakatau Posco Pacu Daya Saing Global Lewat Produk Baja Rendah Karbon

Dalam acara KADIN NZH Corporate Assistance Program (CAP) Batch 3.0 Graduation yang berlangsung di Jakarta, Wakil Ketua Umum KADIN Bidang SDM, Kebudayaan, dan Pembangunan Berkelanjutan, Shinta W. Kamdani menyampaikan, “Satu pesan sederhana yang bisa kita simpulkan: dekarbonisasi bukan beban, tetapi peluang terbesar kita untuk meneguhkan Indonesia menjadi pemain penting di kancah global, sekaligus menjaga agar bumi nusantara tetap menjadi rumah yang layak untuk generasi mendatang.”

Menurutnya, partisipasi sektor besi dan baja dalam CAP Batch 3.0 menandai tonggak penting bagi perjalanan dekarbonisasi industri. “CAP telah memberikan alat navigasi yang sangat relevan dengan arah kebijakan dan dinamika pasar. Peserta kini bukan hanya tahu “mengapa harus dekarbonisasi”, tetapi juga “bagaimana melakukannya secara nyata”, dan lebih penting lagi, bagaimana memimpin tim, komunitas, dan rantai pasok untuk ikut bergerak bersama.”

Acara ini merupakan ajang pemberian apresiasi kepada para perusahaan yang telah menyelesaikan program CAP. CAP Batch 3.0 resmi dimulai 29 April 2025 dan telah berjalan selama lima bulan. Melalui program ini, peserta mendapatkan dukungan untuk menyusun inventarisasi emisi gas rumah kaca (GHG), menetapkan target berbasis sains, dan merancang strategi awal dekarbonisasi.

Proses pendampingan dilakukan melalui pelatihan, berbagi praktik terbaik, konsultasi 1:1 dengan mentor, serta penggunaan alat perhitungan yang telah disesuaikan dengan sektor besi dan baja, serta disusun dalam empat modul tematik: Emissions Inventory, Target Setting, Strategy Implementation, serta Reporting and Disclosure.

Direktur Industri Logam Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE), Kementerian Perindustrian, Dodiet Prasetyo yang turut hadir dalam acara ini, menyebutkan bahwa inisiatif seperti CAP sejalan dengan arah kebijakan nasional, termasuk penyusunan Peta Jalan Dekarbonisasi Industri oleh Kementerian Perindustrian.

Read Entire Article
Prestasi | | | |