loading...
Sritex kini menghadapi masa sulit setelah dinyatakan bangkrut pada 1 Maret 2025. FOTO/dok.SindoNews
JAKARTA - PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), salah satu produsen tekstil terbesar di Asia Tenggara, kini menghadapi masa sulit setelah dinyatakan bangkrut pada 1 Maret 2025. Meski demikian, perusahaan ini sebelumnya memiliki jaringan ekspor yang luas ke berbagai negara di dunia.
Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu pasar ekspor utama Sritex. Produk tekstil unggulan seperti benang (yarn), kain jadi (finished product), dan pakaian jadi (garment) banyak dipasarkan ke negara ini. Amerika Serikat dikenal sebagai pasar dengan permintaan tinggi terhadap produk tekstil berkualitas.
Swedia menempati posisi kedua sebagai pembeli terbesar produk Sritex, dengan nilai pembelian mencapai sekitar USD611 ribu. Negara ini mengimpor berbagai produk tekstil, termasuk pakaian seragam militer yang menjadi salah satu produk andalan Sritex.
Baca Juga: Profil Komisaris Utama Sritex Iwan Setiawan Lukminto, Pernah Masuk Jajaran Orang Terkaya RI
Mesir menjadi pasar ekspor ketiga dengan nilai pembelian mencapai USD475 ribu. Pasar Mesir cukup potensial untuk produk tekstil, terutama pakaian jadi dan kain jadi yang memiliki permintaan stabil di kawasan Afrika Utara.