loading...
8 Merek China Terancam Bangkrut . FOTO/ CNC
BEIJING - Beberapa tahun lalu, dunia otomotif dilanda demam baru di mana semua orang ingin menjadi Tesla berikutnya. Setiap minggu, merek baru bermunculan menjanjikan masa depan bebas karbon, desain futuristik, layar seukuran TV 50 inci, dan menjanjikan jangkauan 1.000 km dengan sekali pengisian daya penuh.
BACA JUGA - Soal Mobil Listrik, China Gagal Luluhkan Eropa
Namun kenyataannya, dunia mobil listrik bukan hanya papan sirkuit dan investor Silicon Valley serta Shenzhen. Biaya pengembangan, rantai pasokan, dan psikologi pasar akhirnya menjadi gelombang besar yang berubah menjadi tsunami dan menenggelamkan banyak pemain.
Berikut adalah 10 perusahaan EV dari China, Amerika Serikat, dan Eropa yang akhirnya terdampar di pinggir jalan revolusi listrik, dengan masing-masing perusahaan berakhir dengan mimpi, investasi, dan kebangkrutan.
China adalah pusat kebangkitan EV dunia, tetapi di saat yang sama juga merupakan kuburan bagi jumlah startup yang gagal terbanyak. Sejak 2018, lebih dari 400 merek kendaraan listrik dilaporkan tutup atau bangkrut.
Di atas kertas, peluang mereka tampak besar. Namun, ketika subsidi pemerintah mulai dikurangi dan pasar didominasi oleh raksasa seperti BYD dan Geely, banyak perusahaan tidak dapat bertahan.
1. Qiantu Motor
Diluncurkan dengan meriah pada tahun 2018, Qiantu ingin menjadi "Tesla-nya China" dengan mobil sport listrik K50. Desain kendaraan listriknya menarik, lengkap dengan performa cepat, tetapi masalahnya adalah harganya terlalu mahal dan produksinya terlalu kecil. Akhirnya, perusahaan tersebut dilikuidasi pada tahun 2025 dengan utang miliaran yuan.