Fimela.com, Jakarta Di tahun 2025, Yogyakarta kembali menarik perhatian sebagai salah satu tujuan wisata utama di Indonesia. Selain dikenal sebagai pusat budaya, Jogja juga memiliki banyak tempat dengan nuansa vintage yang kini semakin diminati oleh para pelancong. Dari museum bergaya kolonial, studio film yang mengingatkan kita pada masa lalu, hingga makam-makam kerajaan, setiap lokasi memberikan pengalaman yang unik dan jarang ditemukan di tempat lain.
Menariknya, lokasi-lokasi ini tidak hanya sekadar menawarkan hiburan, tetapi juga memberikan kesempatan untuk belajar dan merenungkan sejarah. Keberadaan spot foto klasik semakin menegaskan identitas Jogja sebagai tujuan wisata yang kaya akan nilai-nilai budaya. Generasi muda pun menunjukkan ketertarikan yang tinggi, karena selain bisa berlibur, mereka juga dapat menggali pelajaran dari kisah-kisah masa lalu yang masih relevan hingga saat ini.
Dalam artikel ini, kami menyajikan 9 tempat wisata vintage di Yogyakarta yang dapat menjadi pilihan menarik untuk liburan Anda di tahun 2025. Setiap lokasi menawarkan cerita yang menarik dan pengalaman berkesan saat berkunjung bersama orang-orang terkasih. Untuk informasi lebih lanjut, simak rangkuman dari Fimela.com, Jumat (3/10).
1. Museum Benteng Vredeburg
Berdasarkan informasi yang terdapat pada situs resmi Dinas Kebudayaan Yogyakarta, Museum Benteng Vredeburg berdiri megah di pusat Kota Yogyakarta. Didirikan oleh Belanda pada abad ke-18, tepatnya pada tanggal 9 Oktober 1755, bangunan ini awalnya digunakan sebagai benteng pertahanan. Dengan arsitektur yang kuat, dinding tebal, dan gerbang besar bergaya kolonial, pengunjung yang melangkah masuk seolah-olah terlempar kembali ke masa ketika kolonialisme mendominasi Jawa.
Saat ini, benteng ini telah beralih fungsi menjadi museum yang menyimpan diorama perjalanan bangsa Indonesia. Di dalam museum, pengunjung dapat menyaksikan berbagai pameran yang menggambarkan perjuangan rakyat melawan penjajah hingga momen proklamasi kemerdekaan. Semua ditampilkan dengan detail, sehingga setiap ruangan membawa pengunjung menyusuri kisah panjang perjuangan masyarakat Yogyakarta, dilengkapi dengan benda-benda peninggalan sejarah yang bernilai.
Selain sebagai sarana edukasi, Benteng Vredeburg juga menjadi lokasi foto klasik yang sangat diminati. Banyak wisatawan yang mengabadikan momen di depan gerbang utama dengan latar dinding putih yang khas dari arsitektur Belanda. Nuansa vintage yang kental membuatnya menjadi salah satu destinasi ikonik di Jogja, baik bagi pecinta sejarah maupun fotografi. Jika Anda berencana untuk berkunjung, museum ini terletak tepat di titik nol KM Kota Yogyakarta, di sisi selatan Jalan Malioboro.
2. Museum Kereta Keraton
Museum Kereta Keraton menyimpan berbagai koleksi kereta kencana yang dimiliki oleh Sultan Yogyakarta dari berbagai periode sejarah. Setiap kereta memiliki peran yang unik, baik sebagai kendaraan untuk upacara kerajaan maupun sebagai alat transportasi sehari-hari bagi para bangsawan. Dengan desain yang kaya akan detail ukiran emas dan kayu jati, kereta-kereta ini mencerminkan kemewahan dan keagungan kerajaan pada masanya.
Wisatawan berkesempatan untuk melihat kereta yang pernah digunakan dalam acara-acara penting, seperti upacara penobatan atau pernikahan agung. Selain itu, terdapat juga kereta yang digunakan dalam arak-arakan tradisional, dihiasi dengan ornamen klasik yang memiliki makna simbolik yang mendalam. Koleksi yang ada di museum ini tidak hanya menawarkan keindahan visual, tetapi juga menyimpan jejak sejarah yang panjang dari kekuasaan Sultan Yogyakarta.
Suasana museum yang tenang, dengan pencahayaan yang redup, semakin menambah nuansa klasik yang dapat dinikmati oleh setiap pengunjung. Spot foto di sekitar kereta kencana sangat populer karena memberikan pengalaman seolah-olah pengunjung berada di masa kejayaan keraton. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika museum ini menjadi salah satu destinasi wisata vintage yang kaya akan unsur budaya dan sejarah.
3. Makam Panembahan Senopati
Makam Panembahan Senopati berada di Kotagede, yang dikenal sebagai cikal bakal Kerajaan Mataram Islam. Sebagai pendiri kerajaan ini, Panembahan Senopati memiliki makam yang kini dianggap sebagai salah satu situs bersejarah terpenting di Yogyakarta. Kompleks pemakaman ini dikelilingi oleh tembok tinggi dan memiliki gerbang klasik yang mencerminkan keindahan arsitektur Jawa.
Bagi masyarakat Jawa, tempat ini lebih dari sekadar situs sejarah; makam ini juga tempat spiritual yang memiliki makna mendalam bagi banyak orang. Banyak peziarah yang datang untuk berdoa, memohon berkah, atau hanya sekadar merenung di tempat ini. Suasana magis terasa sangat kuat, terutama dengan keberadaan pohon besar yang menaungi area makam, memberikan kesan anggun dan sakral.
Selain sebagai tempat spiritual, makam ini juga menarik perhatian sebagai tujuan wisata budaya. Wisatawan dapat menikmati arsitektur kuno yang khas Jawa, yang dihiasi dengan ornamen batu bata merah yang masih terawat dengan baik. Spot foto di depan gapura utama sering kali menjadi pilihan bagi pengunjung yang ingin menangkap momen dengan suasana vintage yang otentik.
4. Gamplong Studio Alam
Gamplong Studio Alam awalnya dirancang sebagai lokasi syuting untuk film "Sultan Agung" dan "Bumi Manusia". Namun, seiring waktu, set bangunan yang mengusung gaya Eropa dan nuansa kampung tradisional ini kemudian dibuka untuk umum sebagai tempat wisata. Sejak saat itu, Gamplong telah berkembang menjadi salah satu destinasi yang banyak dikunjungi, menawarkan suasana vintage yang sangat kental.
Setiap bangunan di studio ini dirancang dengan detail yang menyerupai kondisi aslinya di masa lalu, menciptakan pengalaman yang unik bagi pengunjung. Di dalam Gamplong, terdapat jalanan bergaya kolonial, rumah-rumah kayu, serta toko-toko yang mengingatkan pada tahun 1920-an. Wisatawan seolah-olah diajak masuk ke dalam dunia film dan merasakan atmosfer kehidupan klasik yang sangat menarik.
Salah satu daya tarik utama di Gamplong Studio Alam adalah spot foto yang tersedia. Banyak pengunjung yang memanfaatkan latar belakang bangunan klasik untuk membuat konten di media sosial. Selain itu, terdapat juga tur edukasi yang memberikan penjelasan mengenai proses produksi film, sehingga pengalaman berwisata menjadi lebih lengkap dan mendidik.
5. Kampung Wisata Taman Sari: dari Istana Air Jadi Jejak Romantis Keraton
Taman Sari pada masa lalu adalah sebuah kompleks istana air yang berfungsi sebagai tempat beristirahat bagi Sultan beserta keluarganya. Dibangun pada abad ke-18, kawasan ini memiliki berbagai fasilitas seperti kolam pemandian, lorong bawah tanah, serta bangunan yang menggabungkan gaya arsitektur Jawa dan Portugis. Keindahan dari desain arsitekturnya membuat Taman Sari dikenal sebagai salah satu tempat paling romantis di Yogyakarta.
Saat ini, Taman Sari telah bertransformasi menjadi kampung wisata yang masih dihuni oleh masyarakat setempat. Para pengunjung dapat menjelajahi lorong bawah tanah yang penuh misteri, atau berpose di depan kolam pemandian yang dikelilingi oleh arsitektur klasik. Setiap sudutnya menyimpan cerita sejarah tentang kehidupan bangsawan keraton.
Taman Sari juga sering dijadikan lokasi untuk sesi foto prewedding maupun untuk keperluan konten kreatif. Perpaduan antara sejarah, budaya, dan atmosfer kampung tradisional ini menciptakan pengalaman yang unik bagi setiap pengunjung. Tidak mengherankan jika Taman Sari tetap menjadi salah satu ikon wisata vintage di Jogja yang selalu memikat hati banyak orang.
6. Tugu Jam (Keben)
Tugu Jam, yang juga dikenal sebagai Keben, terletak tidak jauh dari pintu masuk wisata keraton dan berada dalam satu kompleks dengan Masjid Kagungan Ndalem Rotowijayan, tepatnya di Jalan Rotowijayan. Monumen ini melambangkan kontribusi signifikan dari komunitas Tionghoa terhadap Yogyakarta. Dengan gaya arsitektur yang memadukan elemen Eropa dan Tiongkok, bentuknya yang khas menjadikannya sebagai landmark baru yang kaya akan makna budaya serta mencerminkan keterbukaan masyarakat Jawa pada masa itu.
Lebih dari sekadar penunjuk waktu, jam ini juga berfungsi sebagai simbol persatuan antarbudaya. Pembangunannya menunjukkan hubungan yang erat antara komunitas Tionghoa dan masyarakat Jogja. Kehadiran Tugu Jam merupakan bukti sejarah bahwa keragaman budaya dapat hidup berdampingan dengan harmonis.
Di samping makna historisnya, Tugu Jam juga telah menjadi tempat favorit bagi wisatawan untuk berfoto. Keunikan desain jam klasik yang dihiasi ornamen khas membuatnya menonjol di antara monumen lainnya di Jogja. Pada malam hari, pencahayaan lampu yang indah menambah suasana vintage, menciptakan latar foto yang semakin dramatis.
7. Makam Raja Imogiri
Kompleks pemakaman ini merupakan tempat peristirahatan bagi para raja dari dua dinasti besar di Jawa, yakni Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Dikelilingi oleh tembok yang tinggi, kompleks ini memiliki pintu masuk yang megah dan menarik perhatian siapa saja yang melintas. Setiap bangunan yang ada di dalamnya mencerminkan keindahan arsitektur Jawa klasik yang sarat dengan makna filosofis.
Bagi masyarakat setempat, kompleks makam ini menjadi simbol penyatuan sejarah yang penting. Meskipun kedua kerajaan tersebut pernah mengalami perbedaan dalam hal politik, keberadaan makam yang terletak dalam satu kawasan ini menunjukkan ikatan darah yang tidak dapat dipisahkan. Tempat ini juga sering dijadikan sebagai tujuan untuk berziarah sekaligus merenungkan sejarah yang ada.
Wisatawan yang berkunjung ke sini akan merasakan suasana yang tenang dan sakral. Ornamen ukiran yang menghiasi gapura, batu nisan yang klasik, serta tata ruang yang tradisional memberikan pengalaman yang berbeda bagi setiap pengunjung. Spot foto yang ada di sekitar kompleks sering dimanfaatkan untuk menangkap nuansa warisan budaya yang otentik, sehingga menambah daya tarik bagi para pelancong yang ingin mengabadikan momen berharga mereka.
8. Affandi Museum
Museum Affandi berada di tepi Sungai Gajah Wong, yang dulunya merupakan tempat tinggal dan studio pelukis terkenal Indonesia, Affandi. Bangunan museum ini memiliki desain yang khas, menyerupai bentuk daun pisang, yang mencerminkan kehidupan sederhana namun penuh makna dari sang maestro.
Di dalam museum, para pengunjung dapat melihat koleksi lukisan karya Affandi serta berbagai benda pribadi yang digunakan dalam kehidupan sehari-harinya. Setiap lukisan menyimpan kisah perjalanan hidup sang pelukis, mulai dari masa muda hingga akhir hayatnya. Koleksi tersebut menjadikan museum ini sebagai pusat seni klasik yang sangat berharga.
Tidak hanya berfungsi sebagai tempat edukasi, museum ini juga menciptakan suasana vintage yang kental dengan nuansa tahun 70-an. Dengan adanya spot foto yang menampilkan latar belakang rumah tradisional dan galeri terbuka, museum ini menjadi destinasi yang unik dan menarik. Banyak seniman muda yang terinspirasi setelah mengunjungi tempat ini, menggugah kreativitas mereka melalui karya-karya yang ada di dalamnya.
9. Museum History of Java
Museum History of Java di Yogyakarta merupakan salah satu destinasi edukatif modern yang menyajikan perjalanan sejarah Pulau Jawa dalam format yang menarik dan interaktif. Terletak di kawasan Ring Road Selatan, museum ini memadukan teknologi digital dengan narasi sejarah, sehingga cocok untuk segala usia, terutama generasi muda yang ingin belajar sejarah dengan cara yang tidak membosankan. Dibuka pada tahun 2019, museum ini dikelola oleh kelompok yang juga mengelola De Mata dan De Arca, sehingga konsep visual dan interaksinya sangat diperhatikan.
Di dalam museum, pengunjung akan disuguhkan berbagai diorama, artefak, dan teknologi multimedia seperti augmented reality (AR) dan video mapping. Pameran di museum ini terbagi ke dalam beberapa zona waktu, mulai dari masa prasejarah, kerajaan Hindu-Buddha, masa Islam, penjajahan Belanda, kemerdekaan Indonesia, hingga era modern. Salah satu daya tarik utamanya adalah "Time Tunnel", sebuah lorong waktu yang menggambarkan perkembangan peradaban Jawa secara runtut dan imersif.
Selain menyuguhkan sejarah secara visual, Museum History of Java juga menyediakan ruang edukasi, pertunjukan budaya, dan area foto tematik, menjadikannya destinasi yang tak hanya mendidik tetapi juga instagramable. Dengan konsep yang memadukan tradisi dan teknologi, museum ini tidak hanya memperkaya wawasan pengunjung tentang sejarah Jawa, tetapi juga memperkuat kebanggaan terhadap warisan budaya lokal. Museum ini menjadi pilihan tepat bagi wisatawan yang ingin menambah pengetahuan sambil menikmati suasana liburan di Yogyakarta.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.
FoodJelajah 16 Kuliner Lezat di Sekitar Alun-Alun Kidul Jogja 2025, Nikmatnya Rasa Tradisional & Modern
Di bawah ini, kami telah merangkum 16 tempat makan yang lezat di sekitar Alun-Alun Kidul yang bisa kamu jadikan referensi.
FashionMerajut Cinta Budaya Lewat Kebaya: Kita Berkebaya Hidupkan Identitas di Panggung ARTJOG 2025
Festival seni rupa kontemporer tahunan, ARTJOG, kembali hadir pada 20 Juni hingga 31 Agustus 2025 di Jogja National Museum, Yogyakarta.
LifestyleBikin Betah di Rumah, 7 Ide Teras Cantik dan Asri dengan Tanaman Hias yang Menawan
Dari taman vertikal hingga kolam ikan mini, setiap ide memberikan solusi unik untuk memperindah teras Anda.
Lifestyle7 Tanda Hidupmu Semakin Dipenuhi Hal-Hal yang Membahagiakan
Ketika hidup mulai dipenuhi rasa syukur, relasi hangat, dan keberanian menjalani hari dengan hati tenang, itu tandanya kebahagiaan sudah semakin dekat. Inilah 7 tanda hidupmu kian penuh hal-hal yang membahagiakan.