Benarkah Mobil Listrik Bisa Pangkas Biaya Hingga 80 Persen?

17 hours ago 8

loading...

Penghematan biaya operasional yang signifikan ini menunjukkan bahwa kendaraan listrik tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memberikan value for money yang nyata bagi konsumen. Foto; AION

JAKARTA - Mobil listrik tidak hanya menawarkan solusi ramah lingkungan, tetapi juga iming-iming penghematan biaya kepemilikan yang disebut-sebut bisa mencapai 80 persen. Namun, apakah angka fantastis ini nyata, atau sekadar strategi pemasaran yang dibalut data manis?

Mari kita bedah klaim tersebut dengan mengambil satu studi kasus: GAC Aion Y Plus, sebuah mobil listrik dengan jarak tempuh hingga 400 km yang baru-baru ini mengaspal di Indonesia.

Menurut perhitungan yang dirilis oleh GAC Indonesia, biaya operasional harian untuk mobil ini di tengah padatnya lalu lintas perkotaan sungguh mencengangkan.

Bayangkan, biaya "mengisi bensin" atau charging harian hanya memakan ongkos Rp9.690. Jika diakumulasikan, pengeluaran bulanan Anda hanya sekitar Rp290.760, atau setara Rp3,5 juta dalam setahun.

Angka ini terdengar seperti anomali jika dibandingkan dengan tagihan SPBU bulanan pemilik mobil konvensional.
Keuntungan tidak berhenti di situ. Produsen memberikan pemanis berupa gratis biaya perawatan selama tiga tahun atau 40.000 km.

Ini berarti, selama periode tersebut, Anda bisa melupakan biaya ganti oli, servis rutin, dan komponen lainnya yang biasa menguras kantong. Ditambah lagi, insentif pajak dari pemerintah membuat biaya pajak kendaraan tahunan untuk Aion Y Plus hanya sekitar Rp400.000.

Benarkah Mobil Listrik Bisa Pangkas Biaya Hingga 80 Persen?

Jika semua angka itu dijumlahkan—biaya charge, perawatan (yang gratis di awal), dan pajak—total biaya operasional tahunan yang harus dikeluarkan pemilik hanya sekitar Rp4.889.168. Angka inilah yang menjadi dasar klaim penghematan hingga 80 persen dibandingkan mobil bensin.

Read Entire Article
Prestasi | | | |