loading...
CEO Nvidia Jensen Huang mengatakan kebijakan AS telah membunuh bisnis mereka, menjatuhkan pangsa pasar di China dari 95% menjadi 0% total. Foto: ist
NEW YORK - CEO Nvidia, Jensen Huang, keluhkan dampak kontraproduktif dari kebijakan perdagangan Amerika Serikat terhadap China. Dalam wawancara blak-blakan dengan Citadel Securities pekan lalu, Huang memaparkan data kerugian yang dialami perusahaannya, di mana pangsa pasar Nvidia di China—salah satu pasar komputer terbesar di dunia—telah runtuh dari 95% menjadi 0%.
Kehancuran pangsa pasar ini merupakan dampak langsung dari serangkaian pembatasan ekspor yang dirancang oleh Washington. Huang secara terbuka mengkritik kebijakan tersebut, menyebutnya sebagai langkah yang lebih merugikan Amerika daripada China.
Dalam paparannya, Huang tidak menahan diri untuk mengkritik para pembuat kebijakan di Washington. Ia menegaskan bahwa kebijakan yang dimaksudkan untuk menghukum pihak lain seringkali berbalik arah dan merugikan kepentingan strategis AS.
“Kita beralih dari 95% pangsa pasar menjadi 0%, dan saya tidak dapat membayangkan ada pembuat kebijakan yang berpikir bahwa itu adalah ide yang bagus, bahwa kebijakan apa pun yang kita terapkan menyebabkan Amerika kehilangan salah satu pasar terbesar di dunia," tegas Huang.
Huang berargumen bahwa pendekatan "sapu bersih" ini adalah sebuah kesalahan fatal. Ia menyoroti data fundamental bahwa saat ini, sekitar 50% dari seluruh peneliti Kecerdasan Buatan (AI) di dunia berada di China.
"Saya pikir adalah sebuah kesalahan untuk tidak membuat para peneliti tersebut membangun AI di atas teknologi Amerika," tambahnya.