loading...
Rusia menjual obligasi denominasi yuan China pertama kalinya pada Rabu (3/12) untuk mendanai perang. FOTO/iStock Photo
JAKARTA - Rusia telah menjual obligasi denominasi yuan China pertama kalinya pada Rabu (3/12) dilaporkan oleh Financial Times. Laporan tersebut menunjukkan bahwa Rusia menjual obligasi untuk mendanai perang melawan Ukraina sambil memperkuat hubungannya dengan China. Obligasi 'dim sum' tersebut mengalami permintaan tinggi di pasar dengan mengumpulkan hampir USD3 miliar atau setara Rp50 triliun pada hari peluncurannya.
Kementerian Keuangan Rusia mengonfirmasi telah menerbitkan obligasi pemerintah senilai RMB 20 miliar atau setara USD2,8 miliar dalam mata uang China. Rusia memperkuat hubungannya dengan mitra BRICS-nya, China, dengan menerbitkan obligasi yuan China, karena negara komunis tersebut membantu perekonomiannya tetap bertahan meskipun dikenai sanksi oleh Gedung Putih.
Baca Juga: Dorong Dedolarisasi, Indonesia Setor ke Bank BRICS Rp16,62 Triliun
Rusia membuka jalur untuk memanfaatkan suku bunga rendah China dalam pendanaan domestik. Obligasi senilai RMB 12 miliar akan jatuh tempo pada 2029 dengan imbal hasil 6%. Selain itu, obligasi senilai RMB 8 miliar akan jatuh tempo pada 2033 dengan imbal hasil 7%. Anggota BRICS memperkuat hubungan mereka melalui obligasi baru yang denominasi yuan China.














































