Dedolarisasi Gagal, Transaksi Minyak Rusia dan India Masih Tergantung Dolar AS

4 hours ago 4

loading...

Transaksi minyak Rusia dan India sebagaian besar masih tergantung dengan dolar AS. FOTO/Reuters

JAKARTA - Upaya BRICS untuk melepaskan ketergantungan dari dolar AS dalam perdagangan energi terganjal kenyataan di lapangan. Dua anggota utama BRICS India dan Rusia, kini justru melakukan transaksi minyak dengan menggunakan mata uang Uni Emirat Arab (UEA) dirham, alih-alih menggunakan mata uang nasional masing-masing.

Kesepakatan awal antara India dan Rusia pada 2022, menetapkan pembayaran minyak dan gas akan dilakukan menggunakan mata uang lokal rupee dan rubel dalam rangka mendukung agenda dedolarisasi. Sebagai implementasi, India membuka rekening Vostro untuk memungkinkan penyuling minyak Rusia menerima pembayaran dalam rupee.

Namun, dalam perjalanannya, penggunaan rupee dan rubel terbukti tidak efektif. Kini, sebagian besar transaksi minyak antara kedua negara justru dilakukan dengan menggunakan dirham UEA, yang ironisnya dipatok langsung terhadap dolar AS dengan nilai tetap 3,67 dirham per dolar.

Baca Juga: Nilai Dagang China-BRICS Tembus Rp10.489 Triliun, Indonesia dan Brasil Jadi Mitra Strategis

Sumber dari kalangan Pemerintah India menyebutkan, perubahan ini merupakan dampak dari sanksi ketat Amerika Serikat terhadap Rusia, yang menyebabkan penyulingan minyak India harus bertransaksi dengan pedagang perantara berbasis di UEA.

Read Entire Article
Prestasi | | | |