Fantastis! 5 Negara Ini Pernah Cetak Uang Kertas Bernominal 1 Juta hingga 100 Triliun

17 hours ago 8

loading...

Zimbabwe pernah mencetak uang kertas dengan nominal 100 triliun dollar Zimbabwe. Ironisnya, selembar uang ini tak cukup untuk membayar ongkos bus. Foto/Wikipedia

JAKARTA - Bayangkan di dompet atau saku Anda tersimpan selembar kertas dengan nominal 100.000.000.000.000 atau 100 dolar. Uang kertas dengan nominal fantastis itu nyata dan pernah dikeluarkan beberapa negara di masa lalu akibat hiperinflasi.

Fenomena ini bukan sekadar catatan unik dalam sejarah moneter dunia, melainkan juga cermin rapuhnya stabilitas ekonomi suatu negara ketika dilanda hiperinflasi.

Pemicu hiperinflasi tersebut antara lain perang, krisis politik, kegagalan kebijakan ekonomi, dan runtuhnya kepercayaan rakyat terhadap nilai tukar.

Uniknya, negara-negara Eropa termasuk di antara mereka yang mencetak uang kertas bernominal tak wajar tersebut.

Baca Juga: Viral! Uang Tunai Venezuela yang Berlimpah Dibuang ke Tempat Sampah

5 Negara yang Pernah Cetak Uang Kertas Bernominal Sangat Besar

1. Zimbabwe

♦Uang Kertas Bernominal Terbesar: ZD100.000.000.000.000 (100 triliun dollar Zimbabwe).

Zimbabwe adalah contoh paling terkenal dari kasus ini dalam sejarah modern. Pada tahun 2008–2009, akibat hiperinflasi yang mencapai 89,7 sekstiliun persen per tahun (angka dari Dana Moneter Internasional atau IMF), pemerintah terpaksa mencetak uang dengan nominal gila-gilaan.

Ironisnya, selembar uang kertas 100 triliun dolar itu tidak cukup untuk membayar ongkos bus. Saat itu, warga Zimbabwe membutuhkan setumpuk uang kertas bernominal besar hanya untuk membeli beberapa kebutuhan rumah tangga.

John Wolstencroft, seorang investor swasta, pernah membeli banyak uang itu. "Saya selalu merasa uang itu bisa menjadi pembuka percakapan yang bagus," katanya, seperti dikutip The Guardian.

Pada tahun 2010-2011, Wolstencroft tinggal di Selandia Baru dan bergabung dengan sebuah klub investasi, yang sebagian besar beranggotakan penduduk lokal dan ekspatriat Amerika Serikat. Saat itu, eksperimen besar bank sentral berupa pelonggaran kuantitatif dan kebijakan suku bunga 0% membuat banyak orang gelisah. Dia membawa beberapa lembar uang Zimbabwe ke pertemuan pertamanya untuk diberikan sebagai ucapan terima kasih karena telah mengizinkannya bergabung dengan klub, tetapi ternyata ada lebih banyak orang di sana daripada yang dia duga.

"Saya tidak punya cukup uang untuk dibagikan," katanya. "Orang-orang mulai menawari saya uang untuk membelinya. Saya mencoba menjelaskan bahwa itu hanya hadiah, tetapi mereka malah menaikkan tawaran. Saat itu saya menyadari bahwa uang-uang ini akan menjadi barang koleksi."

Penyebab utama kebijakan Zimbabwe itu adalah kombinasi dari sanksi internasional, konflik politik, dan kebijakan tanah kontroversial Presiden Robert Mugabe yang menghancurkan sektor pertanian. Pada akhirnya, dolar Zimbabwe ditinggalkan, dan negara itu beralih menggunakan dolar Amerika Serikat serta rand Afrika Selatan.

2. Hongaria

♦Uang Kertas Bernominal Terbesar: 100.000.000.000.000 (100 triliun) Pengő.

Read Entire Article
Prestasi | | | |