loading...
Perekonomian China mengalami perlambatan signifikan pada Juli 2025 di tengah ketidakpastian akibat serangan tarif. FOTO/AP
BEIJING - Perekonomian China mengalami perlambatan signifikan pada Juli 2025, di tengah ketidakpastian akibat serangan tarif yang dilancarkan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Data Biro Statistik Nasional (NBS) menunjukkan penjualan ritel, produksi industri, dan investasi tidak mencapai target, memperburuk tekanan pada ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Pertumbuhan penjualan ritel tahunan turun menjadi 3,7%, jauh di bawah perkiraan analis sebesar 4,6%, sekaligus melambat dari 4,8% pada Juni. Para ekonom menilai penurunan ini dipicu oleh kekhawatiran konsumen terkait perlambatan berkepanjangan di sektor properti, yang selama ini menjadi salah satu pilar kekayaan rumah tangga di China.
Harga rumah baru anjlok 2,8% pada Juli dibanding periode sama tahun lalu, setelah penurunan 3,2% pada Juni. Ekonom ING, Lynn Song, menilai penurunan harga yang semakin tajam mengindikasikan perlunya stimulus tambahan.
"Sulit mengharapkan konsumen berbelanja lebih percaya diri jika aset terbesar mereka terus kehilangan nilai setiap bulan," ujarnya seperti dikutip dari Telegraph, Minggu (17/8).
Baca Juga: Gaungkan Selatan Global, China dan Brasil Bakal Umumkan Induk BRICS Baru