loading...
Hamas menegaskan bahwa Gaza tak akan menyerah. Foto/Press TV
GAZA - Pejabat senior Hamas Izzat al-Rishq mengatakan bahwa Gaza tidak akan menyerah. Dia menegaskan perlawananlah yang akan menentukan syarat-syaratnya, bukan Israel.
Dalam pernyataan di akun Telegram miliknya, al-Rishq menggambarkan pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu baru-baru ini — tentang pembebasan semua sandera dan penyerahan diri Hamas — sebagai cerminan dari "kekalahan psikologis dan delusi, bukan realitas medan perang."
Ia menambahkan bahwa "setelah para pemimpin musuh mengakui kegagalan total mereka dalam membebaskan tawanan melalui operasi militer, menjadi jelas bahwa satu-satunya cara untuk membebaskan mereka adalah melalui kesepakatan serius dengan perlawanan."
Al-Rishq menekankan bahwa perlawanan Palestina telah memberlakukan dinamika dan kondisi baru di lapangan dan akan terus melakukannya. Sejak dimulainya kampanye militer Israel, yang terus berlanjut dengan dukungan penuh AS, pasukan pendudukan telah melakukan apa yang oleh kelompok hak asasi manusia digambarkan sebagai tindakan genosida di Gaza.
Serangan yang sedang berlangsung telah menewaskan atau melukai sekitar 194.000 warga Palestina — sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak — bersama dengan lebih dari 11.000 orang hilang dan ratusan ribu orang mengungsi.
Baca Juga: Zohran Mamdani, Politisi Muslim Bergaya Bollywood Guncang AS
Sementara itu, seorang anggota utama tim hukum Israel dalam kasus genosida yang diajukan oleh Afrika Selatan ke Mahkamah Internasional (ICJ) telah secara terbuka mengecam operasi terbaru militer Israel di Gaza sebagai "kejahatan perang nyata".