loading...
Presiden Prabowo Subianto mengunjungi SDN Kedung Jaya 1 Bogor, Kota Bogor, dalam rangka memantau pelaksanaan program MBG, beberapa waktu lalu. Foto: BPMI Setpres
JAKARTA - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto tetap dianggap arah tepat dalam upaya pemenuhan gizi anak dan pemberdayaan ekonomi lokal. Meski belakangan ini terjadi insiden keracunan makanan.
Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) DKI Jakarta Miftahuddin menyatakan insiden tersebut harus dilihat sebagai sinyal bagi semua pihak untuk memperkuat pengawasan, bukan sebagai alasan mereduksi atau membatalkan program. “Insiden kecil tidak boleh menggugurkan manfaat besar yang telah dicapai MBG,” ujar Miftahuddin, Selasa (7/10/2025).
Baca juga: BGN Sebut 40 SPPG Ditutup Sementara usai Ramai Insiden Keracunan MBG
Dia mengemukakan sejumlah data aktual yang memperlihatkan betapa penting dan besarnya cakupan program ini. “Hingga 8 September 2025, pemerintah telah menyalurkan anggaran MBG sebesar Rp13 triliun untuk melayani 22,7 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia melalui 7.644 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Ini baru sekitar 18,3% dari total pagu APBN sebesar Rp71 triliun," katanya.
Menurut dia, sebaran penerima paling besar berada di Pulau Jawa yaitu sekitar 13,26 juta orang atau hampir 58% dari total penerima.
"Realisasi MBG sudah sangat baik ya, penerima manfaat paling banyak dari Jawa, disusul Sumatera dengan 4,86 juta, Sulawesi 1,70 juta, Bali-Nusa Tenggara 1,34 juta, Kalimantan 1,03 juta, serta Maluku dan Papua sekitar 0,52 juta orang," ujarnya.
Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) DKI Jakarta Miftahuddin. Foto: Ist