loading...
Partai Golkar DKI Jakarta dinilai lambat dalam melakukan kaderisasi dan dinamika internal yang dianggap tidak sehat. Foto/Dok. SindoNews
JAKARTA - Partai Golkar DKI Jakarta dinilai lambat dalam melakukan kaderisasi dan dinamika internal yang dianggap tidak sehat. Alban, salah satu tokoh Golkar menilai kondisi tersebut berpotensi melemahkan kekuatan Golkar di ibu kota.
Menurut Alban, hingga kini struktur kepengurusan Partai Golkar DKI Jakarta belum juga rampung. Hal itu memunculkan pertanyaan dari masyarakat. Terlebih disertai dengan munculnya isu-isu negatif, seperti kisruh perebutan posisi sekretaris dan lemahnya transparansi penggunaan dana pergantian suara caleg pada Pileg 2024. Baca juga: Zaki Iskandar Siap Maju Kembali Pimpin Golkar Jakarta, Ketua Wantim: Semua Mendukung
“Anggaran APBD melalui Dinas Kesbangpol DKI Jakarta jumlahnya miliaran rupiah dan dicairkan setiap tahun sekali. Jika anggaran itu tidak dikelola secara transparan, maka akan melemahkan suara Partai Golkar, khususnya di Jakarta,” katanya, Sabtu (4/10/2025).
Ia juga menilai komposisi kepengurusan Golkar DKI Jakarta saat ini terkesan stagnan. “Struktur di Golkar DKI Jakarta masih didominasi pola 4L (Lu Lagi Lu Lagi), sehingga regenerasi kaderisasi tidak berjalan dengan baik,” tambahnya.
Padahal Golkar DKI Jakarta berhasil menambah kursi di DPRD dari 6 menjadi 10 kursi pada Pemilu 2024 . Namun pencapaian itu, menurut Alban, bukan semata karena perorangan, melainkan buah dari perjuangan kolektif para caleg yang mengedepankan semangat gotong royong.