loading...
Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) bukan hanya game terpopuler di Indonesia, tapi juga mesin penghasil uang melalui pembelian dalam game (in app purchase/IAP). Foto: AI
MAJALENGKA - Di sebuah desa kecil bernama Cipaku, Majalengka, sebuah pengkhianatan besar baru terungkap. M. Gian Gandana Sukma, seorang Sekretaris Desa, kini harus mendekam di balik jeruji besi, menjadi tersangka dalam sebuah kasus yang menelanjangi sisi tergelap dari dunia digital: kecanduan judi online dan "sihir" game Mobile Legends.
Angkanya tidak main-main. Sebanyak Rp 513 juta dana desa, uang yang seharusnya digunakan untuk membangun jalan, memperbaiki sekolah, atau membantu warga miskin, secara sistematis dipindahkan dari rekening kas desa ke rekening pribadi Gian. Tujuannya? Untuk memuaskan dua candu mematikan: judi online dan membeli diamond Mobile Legends.
“Modus yang dilakukan tersangka adalah memindahkan dana dari rekening kas desa ke rekening pribadinya,” ujar Hendra Prayog, Kasi Pidsus Kejari Majalengka, Kamis (3/7/2025).
Dari total uang rakyat yang digelapkan, hanya sekitar Rp65 juta yang berhasil dikembalikan. Sisanya, lebih dari Rp448 juta, lenyap ditelan kerakusan digital, menjadi kerugian negara yang harus dibayar mahal oleh warga Desa Cipaku.
Tragedi Kenikmatan Digital
Kebiasaan bermain game dan taruhan online sebenarnya wajar di era digital saat ini. Namun, ketika uang rakyat digunakan demi hiburan semata, itu bukan sekadar salah langkah—itu adalah pelanggaran berat yang mencederai kepercayaan publik.
Mobile Legends: Monster In-Game Purchase yang Menggiurkan
Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) bukan hanya game terpopuler di Indonesia, tapi juga mesin penghasil uang melalui pembelian dalam game (in app purchase/IAP). Berdasarkan Sensor Tower, Asia Tenggara menghasilkan USD 625 juta (Rp9,5 triliun) dari IAP pada Q1 2025.
Indonesia adalah penyumbang terbesar, dengan 870 juta unduhan di Q1 2025, mencerminkan tingginya minat pemain lokal.