loading...
Iran diprediksi akan membuat bom nuklir. Foto/X
TEHERAN - Presiden Iran Masoud Pezeshkian sudah menyetujui sebuah undang-undang, yang secara efektif mengakhiri kerja sama Teheran dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) terkait program nuklir negara tersebut.
Langkah ini diambil setelah AS melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap fasilitas nuklir utama Iran, yang menurut Washington telah menunda rencana Teheran hingga dua tahun.
Iran, penandatangan Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT), menyatakan bahwa mereka berhak mengembangkan program nuklir damai.
Namun, Israel, yang belum menandatangani NPT, dan beberapa negara Barat menuduh Teheran berupaya membangun bom nuklir melalui pengayaan uranium.
Setelah langkah terbaru Iran untuk menangguhkan kerja sama dengan badan pengawas nuklir tersebut, para ahli di negara-negara Barat dan Israel sedang mempertimbangkan langkah Teheran selanjutnya – dari kemungkinan menarik diri dari NPT hingga mengupayakan negosiasi dengan AS dan negara-negara Eropa untuk kesepakatan nuklir lainnya.
Kerja Sama dengan IAEA Berhenti, Apakah Iran Akan Membuat Bom Nuklir?
1. Iran Keluar dari NPT
Ghoncheh Tazmini, seorang analis politik Kanada-Iran dan penulis beberapa buku tentang politik Iran, berpendapat bahwa penangguhan kerja sama IAEA tidak menandakan bahwa Iran berencana untuk keluar dari NPT.
"(Sebaliknya) hal itu mencerminkan runtuhnya kepercayaan yang mendalam akibat paksaan dan agresi bersenjata, bukan penolakan perjanjian," ujar Tazmini kepada TRT World.
Iran telah menyerukan Timur Tengah yang bebas senjata nuklir dan bekerja sama dengan IAEA, yang mengizinkan inspeksi fasilitasnya.