Koeksistensi Manusia-Orang Utan Tapanuli Butuh Kolaborasi

6 hours ago 5

loading...

Belantara Learning Series Episode 13 digelar di Universitas Pakuan, Bogor, Jawa Barat dalam rangka upaya konservasi satwa langka orang utan Tapanuli. Foto/Ist

BOGOR - Belantara Foundation bekerja sama dengan Program Studi (Prodi) Manajemen Lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan dan LPPM Universitas Pakuan serta PT Agincourt Resources menyelenggarakan kegiatan Belantara Learning Series Episode 13 (BLS Eps.13). Tema yang diusung tentang “Peluang Koeksistensi Dalam Upaya Konservasi Orang Utan Tapanuli” yang digelar Kamis 4 September 2025 secara luring di Auditorium Lantai 3 Gedung Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan di Bogor.

Sedangkan daring melalui aplikasi Zoom dan live streaming Youtube Belantara Foundation. Lebih dari 780 peserta berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang digelar secara hybrid tersebut.

Baca juga: Usai Direhabilitasi, 6 Orang Utan Sumatera Dilepasliarkan ke Habitat Asli

Kegiatan ini juga didukung oleh Forum Konservasi Orangutan Indonesia (FORINA) dan Pusat Riset Primata Universitas Nasional serta menggandeng enam universitas sebagai kolaborator yang mengadakan acara “Nonton dan Belajar Bareng” BLS Eps.13 bagi mahasiswa dan dosen di masing-masing universitas.

Enam universitas tersebut yaitu Universitas Pakuan, Universitas Riau, Universitas Andalas, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Nusa Bangsa dan Universitas Tanjungpura. Pada tahun 2023, International Union for the Conservation of Nature and NaturalResources (IUCN) telah mempublikasikan dokumen panduan tentang konflik dan koeksistensi manusia- satwa liar.

Tujuan utamanya adalah untuk menjelaskan berbagai langkah komprehensif dan efektif yang harus dipertimbangkan sebelum penerapan penanganan konflik dan koeksistensi manusia-satwa liar. Tujuan lainnya adalah untuk memberikan masukan mengenai langkah apa saja yang dapat digunakan dalam pengelolaan konflik dan koeksistensi manusia-satwa liar.

Indonesia merupakan salah satu negara “Biodiversity Country” yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi sehingga menjadi rumah bagi berbagai jenis satwa liar unik dan kharismatik, salah satunya adalah orang utan Tapanuli (Pongo tapanuliensis).

Baca juga: Viral! Orang Utan di Sangatta Kaltim Minta Makan ke Warga, Penampakannya Bikin Miris

Direktur Konservasi dan Genetik, Ditjen KSDAE Kementerian Kehutanan, Nunu Anugrah saat memberikan keynote speech menjelaskan bahwa tantangan pelestarian orangutan termasuk orang utan Tapanuli cukup kompleks dan melibatkan berbagai faktor. Di antarnya yang disebabkan oleh aktivitas manusia maupun perubahan alam.

Read Entire Article
Prestasi | | | |