loading...
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam podcast To The Point Aja! yang tayang di kanal YouTube SINDOnews, Kamis (31/7). FOTO/Tangkapan Layar/SINDOnews
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan pembelian 50 unit pesawat Boeing oleh maskapai Garuda Indonesia tidak ada kaitannya dengan negosiasi penurunan tarif impor produk Indonesia ke Amerika Serikat (AS). Ia juga membantah isu pertukaran data pribadi dalam perjanjian tersebut.
"Pembelian pesawat tidak ada kaitannya dengan kesepakatan dagang. Garuda membeli pesawat karena kebutuhan bisnis, bukan sebagai bagian dari barter," ujar Airlangga dalam podcast To The Point Aja! yang tayang di kanal YouTube SINDOnews, Kamis (31/8).
Baca Juga: AS dan China Sepakat Perpanjang Penundaan Tarif selama 90 Hari
Airlangga menjelaskan, kebutuhan armada Garuda Indonesia jauh lebih besar dari 50 unit. Maskapai plat merah ini membutuhkan hingga 120 pesawat untuk mendukung operasional yang optimal. Ia menambahkan rencana pembelian ini sebenarnya telah disusun sejak lama dan sempat tertunda akibat tersandung masalah hukum serta kecelakaan pesawat beberapa tahun lalu.
Menanggapi isu pertukaran data pribadi sebagai bagian dari kesepakatan, Airlangga menyebut informasi tersebut juga tidak benar. Ia menjelaskan bahwa data pribadi yang dimaksud hanyalah data yang dibagikan secara sukarela oleh pengguna saat berlangganan layanan digital asal AS, seperti email atau platform streaming.
"Kalau kita langganan Netflix atau pakai email, pasti kita setuju membagikan data pribadi. Tapi semua itu tetap dilindungi oleh sistem yang setara dengan UU Perlindungan Data Pribadi di Indonesia," tegas Airlangga.