Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, pernah nggak kamu terburu-buru di pagi hari sampai akhirnya melewatkan sarapan? Atau justru percaya kalau sarapan bikin gemuk, jadi lebih baik dilewatkan? Banyak sekali anggapan soal sarapan yang sering kita dengar sejak kecil, tapi nggak semuanya benar. Beberapa di antaranya hanyalah mitos yang akhirnya bikin kebiasaan makan pagi jadi keliru.
Melansir laman healthshots.com mitos pertama yang paling sering dipercaya adalah bahwa melewatkan sarapan bisa membantu menurunkan berat badan. Faktanya, tubuh kita sudah dalam kondisi “puasa” semalaman, sehingga kalau ditambah dengan tidak sarapan, metabolisme justru melambat. Akibatnya, tubuh bisa masuk ke mode lapar berlebih dan membuat kita cenderung makan lebih banyak di siang hari. Jadi, sarapan justru penting untuk menjaga metabolisme tetap aktif dan mencegah makan berlebihan.
Mitos berikutnya adalah karbohidrat dan protein tidak boleh dimakan bersamaan saat sarapan. Padahal, kombinasi keduanya justru dibutuhkan tubuh. Karbohidrat memberikan energi, sementara protein membantu rasa kenyang lebih lama sekaligus memperbaiki jaringan tubuh. Menu sederhana seperti roti dengan telur, oatmeal dengan susu, atau nasi dengan lauk protein sehat adalah contoh kombinasi yang tepat dan seimbang.
Benarkah porsi sarapan harus jadi yang terbanyak dalam sehari?
Ada juga anggapan bahwa sarapan boleh dilakukan lebih siang atau ditunda beberapa jam setelah bangun tidur. Faktanya, sarapan idealnya dilakukan dalam waktu satu jam setelah bangun tidur. Hal ini penting untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil dan mencegah rasa lemas atau craving berlebih. Bagi orang yang sering merasa cepat lelah, sarapan lebih cepat juga bisa membantu tubuh terasa lebih bertenaga.
Mitos lain yang populer adalah sarapan harus menjadi makanan paling besar dalam sehari. Banyak orang percaya kalau makan berat di pagi hari lalu makan sedikit di malam hari bisa membantu menurunkan berat badan. Namun, penelitian menunjukkan bahwa jumlah kalori pagi dan malam tidak terlalu memengaruhi penurunan berat badan secara signifikan. Yang lebih penting adalah porsi dan kualitas makanan sesuai kebutuhan tubuh masing-masing.
Selain itu, ada juga yang percaya bahwa minum smoothie sayuran saja sudah cukup untuk sarapan. Memang, smoothie bisa memberi asupan vitamin dan mineral, tapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian. Agar lebih seimbang, tambahkan sumber protein atau serat seperti yoghurt, kacang-kacangan, atau buah agar tubuh tidak cepat lapar dan gula darah lebih stabil.
Bahaya memulai hari dengan kopi atau teh
Kebiasaan lain yang sering dianggap benar adalah memulai pagi dengan secangkir kopi atau teh. Faktanya, kafein bisa membantu tubuh terasa lebih segar, tapi minum kopi atau teh saat perut kosong berisiko mengganggu sistem pencernaan, memicu asam lambung, bahkan menyebabkan dehidrasi. Lebih baik awali hari dengan air putih atau minuman sehat lain, lalu baru nikmati kopi atau teh setelah perut terisi makanan.
Mitos terakhir adalah melewatkan sarapan membuat tubuh terasa lebih ringan dan sehat. Justru sebaliknya, tidak sarapan bisa memicu sakit kepala, sulit konsentrasi, hingga masalah kadar gula darah. Tubuh kita butuh energi di pagi hari agar bisa berfungsi optimal. Jadi, daripada melewatkan sarapan, lebih baik pilih menu sederhana tapi bergizi agar tubuh tetap bugar sepanjang hari.
Dari berbagai mitos dan fakta di atas, jelas bahwa sarapan bukan sekadar rutinitas, tapi kebutuhan penting untuk kesehatan. Yang terpenting bukan seberapa banyak porsinya, melainkan keseimbangan gizi dalam menu sarapanmu. Jadi, jangan lagi termakan mitos yang salah kaprah. Mulai biasakan sarapan sehat setiap pagi agar tubuh lebih segar, fokus terjaga, dan siap menjalani aktivitas seharian penuh.
Penulis: Alyaa Hasna Hunafa
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.