loading...
Skuad Garuda Muda asuhan Nova Arianto harus puas menjadi runner-up di Piala Kemerdekaan 2025 setelah takluk 1-2 dari Mali di laga final, Senin (18/8/2025) / Foto: PSSI
Skuad Garuda Muda asuhan Nova Arianto harus puas menjadi runner-up di Piala Kemerdekaan 2025 setelah takluk 1-2 dari Mali di laga final, Senin (18/8/2025). Meskipun kalah, pelatih berusia 45 tahun itu menilai turnamen ini menjadi pelajaran berharga bagi timnya, terutama dalam menghadapi tekanan dari lawan yang lebih kuat.
Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Utama Sumatera Utara, Timnas U-17 kebobolan dua gol cepat dari Zoumana Ballou (22') dan Seydou Dembele (33'). Skuad Merah Putih sempat membalas lewat tandukan Fadly Alberto (37'), namun tidak cukup untuk mengejar ketertinggalan.
Nova mengakui bahwa para pemainnya kesulitan keluar dari tekanan tinggi yang diberikan oleh Mali. Hal ini menjadi catatan penting yang akan dievaluasi secara mendalam.
Baca Juga: 3 Pemain Timnas Indonesia yang Terancam Absen di FIFA Matchday September 2025
"Kami berterima kasih karena mendapatkan lawan yang secara kualitas satu atau dua level di atas kita. Pemain bisa merasakan pressure yang tinggi itu, dan kami cukup kesulitan untuk keluar," ujar Nova.