Oracle Kehilangan Rp5.700 Triliun Akibat Cinta Buta pada OpenAI

2 days ago 15

loading...

Pertaruhan ambisius senilai Rp4.770 triliun pada OpenAI kini berubah menjadi mimpi buruk finansial bagi Oracle, menggerus valuasi perusahaan hingga ribuan triliun rupiah sekejap. Foto: ist

NEW YORK - September lalu, langit seolah menjadi batas bagi Oracle ketika sahamnya menyentuh rekor tertinggi dan sempat menobatkan pendirinya, Larry Ellison, sebagai manusia terkaya di muka bumi.

Namun, kejayaan itu runtuh seketika bak istana pasir yang diterjang ombak; saham Oracle kini menukik tajam lebih dari 40 persen dari puncaknya, melenyapkan kapitalisasi pasar lebih dari USD360 miliar (Rp5.724 triliun).

Hantu ketidakpastian kini membayangi raksasa teknologi tersebut. Kejatuhan paling dramatis terjadi pada Kamis lalu, di mana USD67 miliar (Rp 1.065 triliun) nilai perusahaan menguap dalam satu hari perdagangan.

Pemicunya bukan sekadar angka-angka di laporan keuangan kuartal kedua yang mengecewakan, melainkan kecemasan mendalam para investor terhadap satu nama: OpenAI.

Jebakan Proyek 'Stargate'

Akar permasalahan bermula dari optimisme yang berlebihan. Pada bulan September, Oracle memamerkan kepada investor bahwa "kewajiban kinerja yang tersisa" (RPO)—atau nilai pendapatan masa depan dari kontrak yang telah ditandatangani—melonjak hampir 360 persen menyentuh angka USD455 miliar (Rp 7.234 triliun).

Namun, detail di balik angka fantastis itu kemudian terkuak dan mengejutkan pasar. Ternyata, USD300 miliar (Rp 4.770 triliun) dari komitmen tersebut berasal dari satu klien saja: OpenAI, sang pengembang ChatGPT, sebagai bagian dari proyek ambisius bernama "Stargate". Sejak ketergantungan masif ini terungkap, saham Oracle terus terseok-seok.

Read Entire Article
Prestasi | | | |