loading...
Sistem perbankan Iran tetap beroperasi stabil dan penuh meski berada di tengah gempuran serangan siber. FOTO/iStock
JAKARTA - Sistem perbankan Iran tetap beroperasi stabil dan penuh meski berada di tengah gempuran serangan siber selama 12 hari konflik yang dipicu oleh agresi militer Israel dan Amerika Serikat (AS). Gubernur Bank Sentral Iran (CBI), Mohammad Reza Farzin, mengatakan bahwa serangan tersebut bertujuan menciptakan kepanikan publik dan mengubah perilaku ekonomi masyarakat.
"Musuh ingin membangun ekspektasi negatif di tengah masyarakat dengan menimbulkan rasa takut," ujar Farzin dalam wawancara televisi yang disiarkan dari Teheran, dikutip dari Tehran Times, Jumat (27/6). Namun menurut dia, serangan itu gagal memicu disrupsi berarti dalam aktivitas keuangan.
Baca Juga: Iran Dukung Timur Tengah Bebas Senjata Nuklir Jika Israel Lucuti Bom Atomnya
Farzin menambahkan, sistem perbankan Iran telah terbiasa menghadapi sanksi internasional dan serangan siber dalam beberapa tahun terakhir. Serangan fisik oleh AS dan Israel dalam konflik terkini, kata dia, hanya menambah dimensi baru dalam tekanan ekonomi yang sudah berlangsung lama.
"Kami sudah bertahun-tahun berada dalam perang ekonomi, yang bukan hanya bersifat fisik tapi juga psikologis. Serangan baru ini memperlihatkan upaya musuh untuk memperluas front pertempuran ke ranah digital dan opini publik," ujar dia.