loading...
Awan PBNU 2022-2027 sekaligus Pengasuh PP. Nurul Ummahat, Kotagede, Yogyakarta KH. Abdul Muhaimin. Foto/SindoNews
JAKARTA - Polemik di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( PBNU ) organisasi Islam terbesar di dunia terus menggelinding. Kisruh tersebut mulai terjadi usai Muktamar ke-34 NU di Lampung.
A'wan PBNU 2022-2027 sekaligus Pengasuh PP. Nurul Ummahat, Kotagede, Yogyakarta KH. Abdul Muhaimin mengatakan, bermula ditangkapnya Bendahara Uumum (Bendum) PBNU H. Mardani Maming, kasus demi kasus terus mendera Jam'iyyah NU. Antara lain, kisruh Konferwil PWNU dan Konfercab PCNU berbagai wilayah di Indonesia.
Kemudian konsesi tambang, infiltrasi aktivis zionisme hingga skandal transparansi keuangan dan puncaknya dengan diberhentikannya Ketua Umum PBNU KH Cholil Staquf atau Gus Yahya sebagai Ketua Tanfidziyah PBNU.
Baca juga: Dinilai Langgar Keputusan Muktamar PBNU, Amin Said Husni: Rapat Pleno Versi Syuriah Tidak Sah
“Di tengah konflik PBNU, Risalah Keputusan Forum Sesepuh Nahdlatul Ulama yang dihasilkan di Pondok Pesantren Al-Falah, Ploso 30 November 2025 menjadi angin segar bagi pemulihan keretakan elite PBNU yang telah berlangsung sekian lama,” ucapnya.
Di antara poin penting dalam risalah tersebut, para sesepuh menyerukan kepada para pihak di PBNU agar menghentikan pernyataan-pernyataan di media yang berpotensi merusak marwah jam’iyah serta menimbulkan keprihatinan jamaah yang semakin mendalam.














































