loading...
Asap mengepul di atas Kota Gaza selatan setelah serangkaian serangan udara Israel pada 6 Oktober 2025. Foto/anadolu
JALUR GAZA - Direktur Kantor Layanan Proyek Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNOPS), Jorge Moreira da Silva, mengatakan USD52 miliar (Rp861 triliun) akan dibutuhkan untuk memulai pembangunan kembali Jalur Gaza setelah gencatan senjata tercapai.
Dalam pernyataan pers pada hari Rabu (8/10/2025), pejabat PBB tersebut menjelaskan 80% infrastruktur Gaza telah hancur total. Ia mencatat pembersihan puing-puing akan menjadi langkah pertama dalam proses rekonstruksi.
Sebelumnya, Kantor Media Pemerintah di Gaza mengatakan pendudukan Israel melanjutkan serangan brutalnya terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza, mengabaikan seruan gencatan senjata yang diumumkan Presiden AS Donald Trump dan tanggapan positif yang diberikan terhadap proposal tersebut.
Menurut kantor tersebut, antara Sabtu pagi, 4 Oktober 2025, hingga Selasa malam, 7 Oktober 2025, pendudukan melancarkan lebih dari 230 serangan udara dan artileri yang menargetkan wilayah sipil padat penduduk dan tempat perlindungan di seluruh Jalur Gaza.
Serangan-serangan ini mengakibatkan tewasnya 118 warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, dengan 72 di antaranya dilaporkan di Kota Gaza saja.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Qatar mengumumkan Israel dan Hamas telah mencapai kesepakatan mengenai semua ketentuan dan mekanisme implementasi fase pertama perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza, yang akan mengakhiri perang.
Majed Al Ansari, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, mengatakan dalam unggahan di platform AS X pada Kamis pagi, "Para mediator mengumumkan malam ini telah dicapai kesepakatan mengenai semua ketentuan dan mekanisme implementasi fase pertama perjanjian gencatan senjata Gaza, yang akan mengakhiri perang, pembebasan sandera Israel dan tahanan Palestina, serta masuknya bantuan."